Purwakarta, 18 Desember 2024 -- Tim Indonesia TLID berhasil meraih posisi runner-up dalam ajang Mobile Legends: Bang Bang (MLBB) M6 World Championship yang baru saja digelar. Meskipun menorehkan prestasi membanggakan, pencapaian ini kembali mengingatkan kita pada sebuah stigma yang sempat mencuat setelah kemenangan EVOS Esports di M1 World Championship 2019, yaitu "Cuma EVOS." Slogan ini seakan bertahan, mengingat meskipun ada tim-tim lain yang berprestasi, EVOS masih dianggap sebagai simbol utama kesuksesan Indonesia di dunia e-sport.
TLID, tim yang mewakili Indonesia, berhasil mencatatkan prestasi gemilang dengan melaju hingga final di M6, meskipun akhirnya harus puas di posisi kedua setelah dikalahkan tim Filipina yang kembali meraih juara dunia. Pencapaian ini tentu menunjukkan bahwa Indonesia masih menjadi salah satu kekuatan besar dalam dunia e-sport Mobile Legends, dengan menunjukkan kemampuan yang luar biasa sepanjang turnamen.
Namun, meskipun TLID telah menunjukkan permainan yang solid dan mengesankan, banyak yang beranggapan bahwa meskipun ada tim-tim baru seperti TLID, EVOS tetap menjadi tolak ukur utama dalam dunia e-sport Indonesia. Sejak kemenangan besar mereka di M1, tim EVOS telah menjadi legenda dan simbol dominasi Indonesia di kancah internasional, sementara tim lainnya dianggap belum mampu menyamai pencapaian tersebut.
Frasa "Cuma EVOS" pertama kali muncul setelah kemenangan M1, ketika sebagian orang mulai melihat tim-tim lain sebagai "pelengkap" dalam dunia e-sport Indonesia, meskipun mereka memiliki banyak talenta. Keberhasilan EVOS di M1, yang mengalahkan tim-tim besar dari negara lain, membuat mereka menjadi simbol kejayaan Indonesia di dunia Mobile Legends. Namun, setelah M1, meskipun ada tim-tim baru yang berhasil menunjukkan kualitas mereka, stigma tersebut tetap bertahan.
Slogan ini kembali mencuat pasca pencapaian TLID di M6. Meskipun berhasil meraih posisi runner-up, banyak pihak masih melihat bahwa kesuksesan Indonesia di dunia Mobile Legends hanya akan diakui sepenuhnya jika EVOS kembali menjuarai ajang internasional. Hal ini menunjukkan bahwa EVOS masih dianggap sebagai satu-satunya tim yang bisa mewakili Indonesia di level dunia.
Keberhasilan TLID di M6 adalah sebuah bukti bahwa Indonesia tidak hanya mengandalkan satu tim untuk bersaing di panggung dunia. Namun, untuk menghapus stigma "Cuma EVOS", ekosistem e-sport Indonesia perlu terus berkembang. Selain skill individu yang luar biasa, faktor manajemen tim, pelatihan intensif, dan pengelolaan mental para pemain juga harus diperkuat. Diperlukan upaya kolektif untuk memastikan bahwa setiap tim memiliki kesempatan yang sama untuk berprestasi di level internasional, bukan hanya tim yang sudah punya nama besar.
Para pemain Indonesia semakin menunjukkan kualitas yang sangat baik di setiap kompetisi internasional. Namun, tanpa adanya dukungan yang merata dan pembinaan yang solid, tim-tim lain di luar EVOS akan kesulitan untuk meraih prestasi yang sama. Dukungan dari pemerintah, sponsor, dan organisasi terkait sangat penting untuk menciptakan ekosistem e-sport yang sehat dan mendukung keberhasilan berkelanjutan.
Reporter: Mullah Muhammad Usamah
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H