Mohon tunggu...
mullaharif
mullaharif Mohon Tunggu... Wiraswasta - pemerhati gerakan islam

www.mullaharif.com

Selanjutnya

Tutup

Politik

Middleclass, The Next Kompetitor

25 Desember 2019   17:25 Diperbarui: 25 Desember 2019   17:46 16
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Sejak tahun 1980-an, masyarakat muslim di Indonesia memasuki babak baru di dalam sejarahnya. Mereka semakin banyak menjangkau pendidikan tinggi dan pekerjaan formal di kota-kota besar. Suasana politik saat itu membuat mereka bukan cuma mengalami transformasi ekonomi, tetapi juga mencari identitas politik ketika memasuki ruang publik. Fenomena tersebut mengalami perkembangan hingga saat ini (insists.id)

Dalam Islam, tingkatan masyarakat berdasarkan ibadah, ilmu, dan amalnya. Menurut Imam Al-Ghazali masyarakat memiliki tiga tingkatan, yakni awwam, khawwas, dan khawwasul khawwas. Kaum awwam adalah kaum yang tidak tahu halal dan haram. Semuanya mereka nikmati  karena  tidak memahami agama. Kaum khawwas menyadari halal-haram, dan hanya menikmati yang halal memiliki pemahaman agama yang baik, sedangkan kaum khawwasul khawwas sudah lebih dari itu, yakni zuhud,"

Era kontemporer atau saat ini, pembagian kelas sosial adalah pembagian yang merefleksikan keadaan socioeconomic atau sosial-ekonomi yang umumnya dibagi menjadi tiga kelas, yakni kelas atas atau upper class, Middleclass /kelas menengah, dan kelas bawah. mereka yang memiliki pengeluaran per kapita per hari sebesar US$ 2-20 atau Rp 28-280 ribu adalah kelas menengah menurut ADB. 

Kelas menengah yang kemungkinan besar akan menjadi kompetitor rezim saat ini adalah dari kalangan muslim yang menjadi kelompok urban yang menunjukkan komitmen-nya pada nilai-nilai Islam, termasuk sebagai identitas politik. Yang menerima nilai-nilai Islam menurut pemahaman emosional atau fungsional, dan pemahaman spiritual yang memiliki kapabilitas untuk menyebarluaskan berbagai ketidakpuasan terhadap kinerja pemerintah, khususnya terkait pertumbuhan ekonomi.jumlah kelas menengah Indonesia saat ini yang mencapai 60 juta orang, pengguna gawai sekitar 100 juta orang, dan pengguna internet sekitar 171 juta orang.

Kapitalisasi simbol-simbol Islam ke dalam budaya dan politik mengalami fragmentasi berdasarkan pilihan politik. Sumber daya yang dimilikinya  menjadikan mereka memiliki gagasan konstruktif. Gagasan konstruktif ini terlihat dalam beberapa aksi demontrasi 212 yang bejilid-jilid maupun demontrasi peduli kepada sesama muslim seluruh dunia yang mengalami penindasan serta terlihat jelas di pemilihan gubernur Jakarta tahun 2017.

Akankah ancaman politik saat ini  yang berasal dari "kelas menengah"mendapat momentum untuk melakukan perlawanan dan perubahaan atau kinerja rezim yang mampu memberikan yang terbaik bagi masyarakatnya? yang pasti kelas menengah adalah penggerak ekonomi potensial dan juga menjadi penentu hasil pemilu maupun stabilitas politik.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun