Penggunaan gadget pada pelajar sudah menjadi hal yang lumrah di mata masyarakat. Nyatanya, anak dengan umur kurang dari 14 tahun sudah terbiasa menggunakan gadget untuk keperluan pendidikan dan kepentingan lainnya. Hal ini disebabkan karena dampak dari Covid-19 yang tidak memperbolehkan acara kegiatan yang melibatkan banyak orang dalam satu tempat, sehingga sekolah terpaksa ditutup untuk pelajar dan pembelajaran dialihkan menjadi dalam jaringan. Tentu saja ini bukan mengatakan bahwa Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) atau Belajar Dalam Rumah (BDR) adalah sesuatu yang jelek, karena semua hal di dunia ini memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing.
Permasalahan yang sering ditemui oleh orang tua ketika anaknya yang dibawah umur 14 tahun diberikan gadget adalah penggunaannya yang tidak terkontrol dan gadget menjadi salah fungsi. Orang tua selalu berharap dengan diberikannya gadget kepada anak maka anak dapat mengembangkan kemampuan yang dimilikinya dan anak bisa menjelajahi banyak bidang hanya dengan satu gadget tersebut. Tentu orang tua tidak akan menolak jika hal tersebut terjadi pada anaknya. Namun pada kenyataannya, anak lebih sering menggunakan gadget untuk sekedar hiburan. Sering ditemui di beberapa keluarga di mana anaknya diberikan akses bebas untuk menggunakan gadget untuk menonton video yang mereka sukai. Atau pun dalam kasus lain, beberapa orang tua malah membiarkan anaknya bermain permainan tanpa ada pengarahan dari orang tuanya sama sekali, sedangkan anaknya sedang menempuh karir sebagai pelajar.
Permasalahan tersebut menyebabkan kompetensi anak menjadi semakin sulit untuk diraih dikarenakan fokus anak yang hanya tertuju pada hiburan dan kesenangan. Saat ini, sekolah sering menerima siswa yang tidak mengumpulkan tugasnya meskipun telah diberi waktu yang cukup untuk mengerjakannya. Setelah ditelusuri, ternyata anaknya disibukkan dengan permainan yang menyita waktu belajar, sehingga tugas dari sekolah tidak sempat untuk dikumpulkan. Permasalahan serius ini adalah salah satu contoh mengapa orang tua lebih suka anaknya untuk bermain bersama teman-temannya dengan niat agar anak tersebut dapat pencerahan dari temannya untuk belajar bersama atau mengerjakan tugas bersama. Tetapi, anak tetap saja lebih memilih bermain bersama temannya atau bermain sendiri ketimbang mengikuti perintah orang tuanya. Dalam situasi yang lebih parah, anak akan memberontak ketika gadget yang biasa dia pakai diambil oleh orang tuanya dan memaksa anaknya belajar. Tentu saja kejadian ini akan semakin memperburuk keadaan.
Berikut merupakan beberapa tips agar anak dapat menggunakan gadget miliknya tanpa meninggalkan kewajibannya sebagai pelajar:
Manfaatkan waktu anak dalam menggunakan gadgetnya
Dengan mengakses gadget dengan internet, anak dapat mengakses berbagai macam hal untuk memenuhi tujuan pendidikan ataupun tujuan lainnya. Tidak seperti zaman dahulu yang terbatas pada buku dan pengajaran, zaman sekarang semua jenis informasi bisa diakses di internet. Hal ini bisa dimanfaatkan kepada anak agar dapat menerima informasi sebanyak-banyaknya. Bahkan untuk hiburan anak bisa diakses lewat gadget ini, apalagi saat ini sedang dihadapi dengan kondisi pandemi yang membatasi aktivitas di luar rumah. Jangan menerima banyak stigma negatif bahwa gadget akan merusak masa depan, psikologi, dan kognitif anak.
Atur penggunaan gadget pada anak
Sebagian besar anak akan meninggalkan dunia nyata jika sudah sering bermain dalam dunia maya. Dunia maya dipenuhi dengan hiburan dan komedi yang membuat anak betah menggunakan gadgetnya lama-lama. Banyak dari mereka akan meninggalkan kewajiban mereka sebagai pelajar yang seharusnya menuntut ilmu dari apa yang mereka miliki. Tentu ini jadi masalah bagi orang tua di mana akan menyebabkan kurang jelasnya masa depan anak. Yang bisa dilakukan oleh orang tua adalah mengatur bagaimana penggunaan gadget pada anak. Orang tua dapat mengatur berapa lama anak dapat mengakses gadgetnya, situs apa saja yang bisa anak akses, dan lain sebagainya. Jika diketahui, beberapa perusahaan teknologi besar sudah memberikan orang tua kemudahan dalam mengatur penggunaan gadget anak. Sebagai contoh, Youtube membuat Youtube Kids untuk anak-anak umur 3-6 tahun untuk dapat menonton video, Microsoft Windows dapat mencegah anak membuka sistem ataupun program yang tidak cocok diberikan kepada anak, Lenovo menciptakan gadget khusus anak dibawah umur yang aman digunakan, dan sebagainya. Bahkan penggunaan kuota/data pada anak dapat diatur oleh orang tua, dengan bantuan aplikasi provider. Maka dari itu, tidak ada alasan yang kuat untuk menjauhi gadget dari anak yang menempuh karir sebagai pelajar, baik itu dalam bidang pendidikan maupun ekonomi.
Dukung anak dalam menghadapi tantangan zaman
Dalam perkembangan teknologi yang begitu cepat, semua orang dituntut untuk menggunakan perangkat berbasis teknologi untuk bisa beradaptasi di lingkungan sekitarnya. Hal ini tidak berlaku hanya untuk orang dewasa, namun ini juga menjadi keharusan bagi pelajar di Indonesia. Di Indonesia sendiri beberapa kota sudah mulai menerapkan smart city demi memenuhi kebutuhan masyarakatnya. Ini adalah kewajiban orang tua untuk mendukung anaknya dalam penggunaan teknologi dengan harapan anak semakin mudah dalam mencapai masa depannya.
Jangan sita gadget milik anak