Mohon tunggu...
AmandaAulya
AmandaAulya Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

No. 74 Amanda Aulya (Event Fiksi Kuliner) Lawa’ Bale, Urap Ikan Ala’ Bugis

6 Juni 2016   05:47 Diperbarui: 31 Juli 2016   12:19 142
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Wisata. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Menyambut pagi esok, sigap terjaga, dan terbangun, seiring dengan nyanyian kokok ayam-ayam nan syahdu. Geliat-geliat gerak harmoni tubuh memanggil menikmati aktifitas di awal terbit sang surya hingga jelang senja, sang surya terbenam. Terbayang suasana jalan-jalan yang sepi, berbeda di hari-hari kerja mulai Hari Senin sampai Hari Sabtu, lalu lalang, hilir mudik pengendara, keramaian Hari Minggu ‘weekend’, diisi rutinitas olahraga pagi.

Langkah-langkah kaki menari-nari menuju pelelangan, tak lama setelah matahari terbit memperlihatkan warna-warni yang berpendar di langit cerah hari itu. Rutinitas olah raga minggu  di pagi hari setia menemani setiap libur akhir pekan. Malam Minggu pun terlewatkan dengan malam yang panjang sekaligus menyiapkan diri untuk menikmati liburan, esok.

Laut biru nan indah yang menyimpan kekayaan keanekaragaman sari laut, mengundang selera mencicipi pagi di pelelangan kotaku. Layar perahu-perahu nelayan berkembang, merah putih berkibar, jala terajut, anyaman keranjang nan cantik tersusun, pendekar-pendekar laut siap siaga mengarungi cermin biru nan luas. Sekali layar berkembang, pantang biduk surut ke pantai, pelaut-pelaut ulung di tengah laut, nelayan-nelayan berjuang di laut bebas, satu, dua, tiga pulau terlampaui.

Sambil menyelam minum air, sambil berolahraga pagi ke pantai, tak lupa membeli ikan di pelelangan.  Tertawa sendiri tak tertahankan, gelak tawa mengiringi pagi di pelelangan ikan, bagaimana tidak?,  Ikan Teri basah yang terbeli dari sekian banyak jenis ikan dengan ukuran dan bentuk yang biasa sampai yang luar biasa besar dan bentuk yang beranekaragam.

Jenis ikan Bandeng yang begitu sering terlihat oleh pengunjung pun menjadi pilihan favorit pengunjung, Ikan Tongkol pun tak mau kalah, bahkan variasi ukuran mulai yang terkecil sampai yang terbesar terlihat, Ikan Putih yang memiliki daging ikan yang lunak dan daging yang berwarna putih meskipun kulitnya tidak, ikan merah dengan kulit ikan yang berwarna merah dan daging ikan yang lunak pula. Selain itu Cumi-Cumi pun bergerak liar dengan tinta hitamnya, Kepiting-Kepiting  yang beranekaragam jenis dan ukuran pula terlihat melimpah ruah dengan kait capit  yang runcing dan tajam.

Keranjang-keranjang Ikan Teri pun terbawa pulang, tanpa rasa berat yang berarti meskipun lumayan banyak sebagai bahan utama untuk membuat Lawa’ Bale atau urap ikan, demikian bahasa local dari resep ini yang kurang lebih artinya seperti ini , Lawa’ boleh di sebut sebagai Urap, Bale yang dalam Bahasa Bugis berarti Ikan, dan jenis yang dibuat Lawa’ adalah Ikan Teri atau disebut Ikan Mairo pada bahasa setempat khususnya, Suku Bugis di Sulawesi Selatan.

Ikan Teri yang segar-segar dan ukuran yang tidak terlalu kecil ada yang berwarna putih dan hitam. Setelah dicuci bersih, Ikan Teri yang basah dan segar ini, ditiriskan kemudian tulang yang lunak di keluarkan atau dilepas dengan cukup menggunakan tangan saja. Ikan Teri yang tanpa tulang tersebut, direndam air cuka sedikit demi sedikit, dan diamkan sejenak beberapa menit lamanya, Ikan pun makin putih dan lunak, begitu pun yang berwarna hitam berubah agak putih dan lunak pula.

Setelah dilumuri cuka, selanjutnya sangrai kelapa parut yang di goreng kering tanpa minyak atau sedikit minyak juga boleh sampai kelapa parut tersebut berwarna agak kemerahan, terasa garing dan kering di wajan. Untuk menghindari kelapa parut yang hangus, api panas kompor dengan panas sedang saja, sampai matang, bahkan mengeluarkan aroma wangi yang menusuk hidung, mengundang selera akhirnya.

Kemudian ikan teri yang telah menyatu dengan larutan asam cuka tadi, selanjutnya dicampur ke kelapa parut yang telah disangrai atau digoreng, sampai menyatu, meresap, hingga rata tercampur. Diamkan beberapa menit, akhirnya siap dicicipi, disantap, sebagai tambahan bahan utama selain Ikan Teri, dapat di tambahkan pisang berbiji atau disebut dengan pisang 'batu' pada bahasa local atau bahasa setempat di Sulawesi Selatan, sedikit perasan jeruk nipis, dan jangan lupa garam secukupnya sebagai penyedap rasa.  O…ya, selentingan kabar bahwa Lawa’  Bale ini mirip Sushi jenis makanan dari Jepang, Negeri Zakura. Selamat menikmati.   

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun