Mohon tunggu...
Nurmuliayanti Muis
Nurmuliayanti Muis Mohon Tunggu... -

apa adanya aku adalah aku sungguh sedih dan bahagiaku adalah rahasiaMu

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Kaku

28 Maret 2011   00:02 Diperbarui: 26 Juni 2015   07:22 51
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Sendiridalam denting alunan hujanmu

Deras.......

Sesekali petir menyambar ingatanku

Indra ku membau tanahmu

Hipnotisku berlari dalam ruang waktumu

Jemariku merengkuh bayangmu

cengkramku

Namun seketika ia lenyap

Terbawa melodi angin dalam alunan hujanmu

Tangiskupun menjadi

Kudekap tubuhku

Pejamkan mataku

Gelap seketika memenjarakanku

Jeruji rintikmu menjebakku

Aroma tanahmu membiusku

Jatuh,lunglai tak berdaya dalam dingin yang menusukku

Hingga ku terpaku

Kaku

(makassar,kala hujan tengah menguyur bumiku,27 maret 2011)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun