Wakil Dekan Kemahasiswaan UIN Jakarta, Yusron Razak/Ist
Rektorat Universitas Islam Negeri (UIN) Jakarta memastikan tidak ada mahasiswanya yang tewas dalam peristiwa air bah Green Canyon di Majalengka, Desa Sukadana, Kecamatan Argapura, Kabupaten Majalengka, Jawa Barat pada Senin (9/2/2015) lalu.
“Sebelumnya ada berita yang menyatakan bahwa ada mahasiswa kami yang hilang dalam peristiwa korban banjir Green Canyon. Informasi itu kami nyatakan tidak benar,” kata Yusron Razak saat wawancara di ruang kemahasiswaan UIN Jakarta (12/2/2015).
Menurutnya, pihak kampus telah mengecek dan diketahui dari 13 belas mahasiswa yang menjadi korban dalam peristiwa tersebut, tidak ada satu pun yang berstatus sebagai mahasiswa UIN Jakarta. “Kami telah melakukan pengecekan dua mahasiswa yang bersangkutan melalui AIS (Academic Information System), ternyata mahasiswa tersebut tidak terdaftar. Selain itu, kami telah melakukan konfirmasi terhadap Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM), ternyata tidak ada mahasiswa UIN Jakarta yang punya program ke sana,” imbuhnya.
Dijelaskan Yusron, berdasar data pihak kemahasiswaan dari Pusat Pengembangan Sains dan Teknologi UIN Jakarta telah mengabarkan bahwa dalam peristiwa air bah itu 13 mahasiswa menjadi korban air bah Green Canyon Majalengka, yaitu : Ahmad Arudal Acim (21), Ahmad Khoerun (20), Alfathu Amarullah (19), Dodo (19), Ewa Rizki Utama (19), Faujan (22), Fitri (19), Kelaudia (21), Ratri Dias (18), Regina (19), Syla (19), Ulfa Hajar Ulfi Kedaung (18), dan Vidya Tami (18). Semua mahasiswa tersebut merupakan mahasiswa UMJ, termasuk dua orang yang meninggal diantaranya Vidia (18) warga Pamulang dan Ulfa (18) warga Ciputat.
Seluruh mahasiswa tersebut, jelas Yusron merupakan mahasiswa Teknik Universitas Muhammadiyah Jakarta (UMJ) yang sedang mengambil program sertifikasi di Fakultas Sains dan Teknologi (FST), UIN Jakarta. “Namun, sebagian orang meyakini bahwa mereka adalah mahasiswa UIN Jakarta. padahal, sebenarnya mereka adalah mahasiswa UMJ yang sedang mengambil program sertifikasi Internasional di Fakultas Sains dan Teknologi (FST) UIN Jakarta dalam konteks keilmuan bukan arum jeram,” paparnya.
Program sertifikasi ini sendiri merupakan program yang diselenggarakan oleh Pusat Pengembangan Sains dan Teknologi (Pusbangsitek) UIN Jakarta yang bekerjasama dengan lembaga sertifikasi Internasional Malaysia dan Singapura. Program ini dilaksanakan dalam rangka melatih mahasiswa dari berbagai kampus guna mendapatkan sertifikasi Internasional, dimana training-nya diadakan di kampus UIN Jakarta selama 4 semester.
(Muliadin iwan).
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H