Mohon tunggu...
Muliadi Amur
Muliadi Amur Mohon Tunggu... lainnya -

Berusaha Menyampaikan Pendapat Atas Kejadian-Kejadian di Negeri Ini

Selanjutnya

Tutup

Politik

Harga BBM Tak Naik, Premix Gantikan Premium

5 April 2012   10:29 Diperbarui: 25 Juni 2015   07:00 180
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Teringat kata seorang menteri "Jika harga BBM bersubsidi tidak naik maka negara akan bangkrut". Kini harga bbm tak jadi naik tapi kok biasa-biasa saja. Wacana pemerintah untuk menaikkan harga BBM, seakan hanya sebagai tes-tes kekuatan dan kekuasaan. Nyatanya kekuatan rakyat tetaplah yang terbaik dan tak dapat dibendung. Namun meski BBM tak naik, harga bensin eceran tetap naik menjadi Rp 6000.

Sekarang efek harga BBM yang tak naik meninggalkan masalah yang tak ada ujung, para elit partai yang konon mengatasnamakan membela rakyat, baik yang mendukung ataupun menolak kenaikan Harga BBM, memperlihatkan sikap kekanak-kanakan. Kini mereka sibuk saling menyalahkan, Ruhut (Demokrat yang konon pro rakyat) menganggap PKS telah menempuh jalan yang tidak benar, karena telah menolak kenaikan harga BBM.

Ada lagi yang bego demo mendukung Demokrat dan SBY untuk mengeluarkan PKS dari kualisi. Saya anggap bego karena mereka gak akan dapat apa-apa dari tetap tidaknya PKS di dalam kualisi. Kecuali mereka dibayar untuk itu.

1 April tetal berlalu, kini muncul BBM baru yaitu Premix. Adakah ini sebagai solusi jangka panjang atau hanya sebagai solusi sesaat. Boleh jadi setelah BBM jenis Premix di produksi dan telah beredar di pasaran, maka produksi premium akan dikurangi atau bahkan akan dihentikan secara berkala. Ini jelas cara licik yang ditempuh pertamina untuk merampok rakyat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun