Mohon tunggu...
mukti anggoro
mukti anggoro Mohon Tunggu... wiraswasta -

kuliah di sebuah perguruan tinggi swasta, mencoba menyalurkan hobi untuk membaca dan menulis tentang yang ada disekitar kita.

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Merdeka tapi [Jangan] Galau

16 Agustus 2012   13:23 Diperbarui: 25 Juni 2015   01:40 171
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
13451233161806158685

[caption id="attachment_200604" align="alignnone" width="500" caption="pengibaran sang saka merah putih (arsip negara)"][/caption] "17 agustus tahun 45 itulah hari kemerdekaan kita hari merdeka nusa dan bangsa hari lahirnya bangsa indonesia MERDEKA...." Sepenggal lagu yang selalu dinyanyikan untuk memberi semangat kemerdekaan yang akan jatuh besok, tanggal 17 agustus (ketika saya menulis). 67 tahun sudah kita menikmati kemerdekaan, yaitu bebas dari penindasan bangsa asing. Namun apabila dilihat dari konteks kemerdekaan yang sesungguhnya, kita sebenarnya masih terjajah dalam arti yang lain. Negara kita yang notabene adalah negara yang kaya, pada kenyataannya tidak semua rakyatnya dapat menikmati kekayaan itu. Hanya segelintir orang yang benar-benar menikmati apa arti kemerdekaan di negara ini. Sebagai rakyat kecil hanya bisa menerima dengan penuh pertanyaan "kenapa seperti ini...?". Ditengah gembar gembor kesejahteraan yang dicanangkan pemerintah dari awal hingga sekarang, ternyata belum semua merasakan itu. Pengangguran dan kemiskinan seolah menjadi hal yang tak terpisahkan dinegara kita tercinta ini.  Meskipun memang pemerintah kita tidak hanya mengurusi hal itu saja, banyak hal yang diurus oleh mereka. Yang terjadi saat ini, terlalu banyak produk luar yang masuk dan seolah menjadi kebudayaan kita. Ada baiknya ketika pemerintah lebih memberdayakan perekonomian anak bangsa, dengan hal itu pengangguran serta kemiskinan dapat dikurangi. Walau hanya sedikit kasih sayang yang diberi pemerintah kepada rakyatnya, namun rasa bangga harus ada dalam hati kita. Ternyata tanpa harus pemerintah memberi perhatian lebih, banyak sektor UKM yang sudah tersohor dinegara orang. Ada kerajinan knalpot dari purbalingga yang sudah bekerja sama dengan sejumlah perusahaan kendaraan bermotor ternama didunia. Ada pengrajin dari kasongan yang bisa memasarkan kerajinan gerabah mereka sampai eropa dan tentunya masih banyak lagi yang lain. Jadi sebenarnya, dari hal yang sudah terjadi diatas bisa ditarik kesimpulan bahwa sebagai rakyat kita tidak harus terus menerus tergantung pada pemerintah. Bertindak serta berpikir lebih kreatif dapat menjadi hal yang sangat luar biasa sekali imbasnya. Yaitu ketika rakyat tidak terus menerus menuntut dengan demonstrasi yang sebenarnya lebih merugikan kita dari segi waktu dan tenaga, pemerintah juga pasti akan berteriak "aku gak cuma ngurusin masalah itu saja". Tenaga dan waktu yang ada harus kita gunakan untuk melakukan hal yang lebih positif lagi dan pasti akan lebih memuaskan hasilnya meskipun tidak sesuai dari yang kita harapkan  dari pada sekedar menunggu dan menuntut. Mari kita nikmati arti kemerdekaan yang sesungguhnya dengan menghasilkan karya yang positif agar kita dapat menunjukan kepada dunia bahwa Indonesia memang negara hebat, negara yang kaya, gemah ripah loh jinawi dan benar-benar merdeka, bukan merdeka tapi galau. MERDEKA.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun