Bahasa Indonesia adalah bahasa nasional negara kita. Ada acuan khusus yang digunakan dalam penggunaaannya yaitu EYD (Ejaan Yang Disempurnakan). Namun, dalam prakteknya bahasa indonesia yang kita gunakan sehari-hari sebagai alat komukasi nasional yang mudah dipahami hampir oleh seluruh masyarakat indonesia masih jauh dari konteks EYD dan hal itu terjadi di berbagai kalangan di republik ini dari pejabat sampai masyarakat biasa.
Hampir setiap setiap hari sebagian besar masyarakat indonesia menggunakan bahasa indonesia, hal yang baik tentunya karena tanpa sadar kita telah memupuk rasa nasionalisme dan rasa persatuan yang kuat. Namun, kalo diperhatikan pemakaian kata masih menggunakan imbuhan ataupun aksen daerah.
Sebagai contoh yang saya tau, ada orang jogja ketika ngobrol dengan menggunakan bahasa indonesia selalu di imbuhi dengan to, je dan yang lainnyamisalnya ketika tejadi pembicaraan dipasar antara penjual dan pembeli. “ ini cabenya berapaan to bu?”. Masyarakat ranah sunda biasanya menggunakan penambahan kata euy, pisan misalnya “enak pisan euy nasi gorengnya”. Dan tentunya masih banyak lagi aksen daerah yang belum saya ketahui. Tapi dengan keanekaragaman penggunaan bahasa indonesia dengan aksen daerah masing-masing menunjukan bahwa semboyan BHINEKA TUNGGAL IKA masih tetap terustertanam di hati sanubari masyarakat indonesia. Salam.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H