Mohon tunggu...
Muktasyaf HudaNasrullah
Muktasyaf HudaNasrullah Mohon Tunggu... Buruh - Buruh

Pena yang tajam seperti jarum kristal yang menusuk disetiap relung jiwa. Kemudian memuncratkan mata air panasnya yang berupa tulisan-tulisan.

Selanjutnya

Tutup

Roman Pilihan

"Sinar Kasih Sirna Terhalang Tabir Kasta"

23 September 2023   10:49 Diperbarui: 23 September 2023   10:58 147
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://instagram.com/_______syaf?igshid=MzRlODBiNWFlZA==

"Sinar Kasih Sirna Terhalang Tabir Kasta"

Kepada hati kecil yang lemah untuk menyingkap rasa, dan yang sensitif terhadap cinta. Kepada seorang gadis cantik yang ku kenal, namun tidak begitu akrab. Ku buatkan prosa untuk membebaskan, tentang hasrat kasih jiwaku yang terkurung di dalam hati kecil ini.

Kian purna berlalu sejak mengenal dia, kasih ini tertahan, tersendat, terhambat, dan stagnan. Kasih itu mendobrak, mengamuk, bagai prahara yang menghempas ombak laut kepada puing-puing tanggul diantara pesisir.

Beberapa kali kucoba tuk ungkapkan, namun tetap tak bisa dan janggal. Sebab ia terlampau cukup jauh bagi ku, dia yang bagai sebuah cincin permata bersemayam diatas kain sutra, dan ditempatkan pada kotak perhiasan yang berkilauan. Sedangkan aku hanya sebuah gelang anyaman bambu, yang digantung di paku-paku dinding usang.

bagi ku cukup ekstrimis untuk mencoba bersanding dengannya. Lagi-lagi aku tidak tahu apa yang mesti dikatakan, tapi jiwaku ingin menuangkan dirinya-sendiri kedalam perkamen... Jiwa yang menderita karna ketimpangan kasta, sehingga memisahkan antara aku dan dia. Tetapi dihibur oleh indahnya cinta, yang mengubah penderitaan menjadi sebuah keriaan nuansa.

Alam telah bersiap-siap untuk tidur dan sang mentari menarik kembali biasan cahaya keemasannya dari dataran jakarta. Tengah malam kembali tiba, dan aku tak punya hiburan kecuali mengingat wajah mu kemudian ku tumpahkan khayalan ku kepada kanvas-kanvas.

Kepada seni nan sastra aku bersaksi, bahwa pesona kenikmatan tidak hanya terletak pada sesuatu yang elok saja. Melainkan sesuatu yang amburadul pun memiliki sisi pesona estetik nya.

Ini adalah ketelanjangan dari jiwa yang dikerdilkan oleh keadaan.

Oleh : Muktasyaf Huda Nasrullah 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Roman Selengkapnya
Lihat Roman Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun