Skuad yang Menua Bersama
Sir Alex Ferguson, dalam bukunya My Auotobiography, menuturkan bahwa yang paling ia hindari dalam membentuk sebuah tim adalah skuad yang menua bersama. Apa pasal? Menurut Fergie, tim yang seluruh atau sebagian besar anggotanya 'seumuran' akan menggapai masa emas bersama dan menurun bersama pula.
Disinilah pentingnya untuk menyisipkan pemain-pemain muda potensial sebagai calon pengganti pemain senior yang mulai menurun. Skuad yang senior semua, atau bahkan muda semua tidaklah baik. Harus ada integrasi pemain senior dan pemain muda dengan jumlah yang relatif seimbang.
Mari kita lihat Barcelona. Sejak 2015, mereka memang masih berkuasa di kompetisi domestik. Namun tanda-tanda kemunduran dapat dilihat pada pencapaian di Liga Champion. Empat musim terakhir mereka tersingkir dengan nyaris selalu memalukan. Paling bombastis tentu musim ini. Hancur 8-2.
Lihat skuad Barca. Posisi inti didominasi oleh pemain lama yang rataan usianya mulai menua. Lini belakang ada Gerrard Pique (33 tahun) dan Jordi Alba (31). Gelandang diisi Sergio Busquet (32), Ivan Rakitic (32), Arturo Vidal (33). Lini depan masih dipimpin oleh Lionel Messi (33) dan Luis Suarez (33). Jam terbang para pemain senior masih masih yang terbanyak diantara skuad Barca.
Simak perkataan Pique selepas malam horror semifinal itu
"Barca butuh berubah, di banyak sektor. Bila ada darah baru yang masuk, maka saya secara sukarela akan menyingkir"
Secara tidak langsung Pique seperti mengamini bahwa era ia dan kawan-kawan seangkatan sudah habis. Saatnya memberi tempat pada darah baru.
Bartomeu dalam wawancara dengan cope.es telah menyiratkan bahwa ia mempersilahkan pemain-pemain 'tua' untuk pergi. Saatnya fans melihat sepak terjang wonderkid yang dipunyai Barca.
Masalahnya, siapkah pemain muda Barca mengambil alih tanggung jawab?