Mohon tunggu...
Muksal Mina
Muksal Mina Mohon Tunggu... Lainnya - Candu Bola, Hasrat Pendidik

Be a teacher? Be awakener

Selanjutnya

Tutup

Bola Artikel Utama

Kursi Manajer Itu Panas, Henry!

25 Januari 2019   09:15 Diperbarui: 26 Januari 2019   14:39 356
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Berakhir sudah perjalanan Thierry Henry bersama klub masa mudanya, AS Monaco, dalam musim debutnya sebagai manajer. Belum ada pengumuman resmi, namun BBC dan The Sun melaporkan bahwa Henry telah dilarang untuk melatih tim. BBC meyakini ini hanya soal prosedur, dan Henry telah meninggalkan klub. 

Rentetan hasil buruk, hanya menang 2 kali dalam 12 pertandingan terakhir, semakin membenamkan Monaco di zona degradasi. Hanya unggul satu poin dari juru kunci Ligue 1 2018/2019, Guingamp. Total, dalam 21 pertandingan liga, Monaco hanya menang 3 kali, seri 6. kali dan kalah 12 kali.

Terasa pahit karena Henry di-PHK hanya tiga bulan sejak ditunjuk menggantikan Leonardo Jardim pada Oktober 2018. Penunjukkan yang juga mengejutkan. Jardim ditendang setelah hanya menang lima kali dalam sembilan pertandingan awal Ligue 1, meski mempersembahkan posisi kedua di klasemen akhir 2017/2018 dan bahkan titel juara di musim sebelumnya. Plus semifinal Liga Champion 2016/2017.

Dibawah komando Titi, peruntungan Monaco tak membaik. Mereka tak mampu menang dalam enam pertandingan awal bersama manajer baru. Termasuk dihajar 0-4 oleh PSG di kandang sendiri. Total jenderal, dalam 20 pertandingan di semua ajang, Henry hanya mampu mencatatkan kemenangan  5 kali dan 4 kali seri., sisanya kalah.

Menjadi manajer adalah hal baru bagi legenda Arsenal. Selepas pensiun, Henry sempat menjadi pandit sebelum kemudian ditarik Roberto Martinez untuk menjadi asistennya di tim nasional Belgia. Artinya, Henry benar-benar hijau untuk urusan memimpin tim dari tepi lapangan.

Menjadi asisten manajer di sebuah tim nasional tentu berbeda dengan memimpin langsung sebuah klub. Intensitas pertemuan dan latihan dengan anggota tim jelas tak sama. Belum lagi tekanan yang lahir dari dua kata : tradisi menang. 

Di klub seperti Monaco, yang biasa bersaing di papan atas, tuntutan untuk langsung berprestasi tak dapat dihindarkan. Apalagi bayang-bayang prestasi di dua musim sebelumnya, semakin memantik ketidaksabaran penggemar untuk segera bangkit dari keterpurukan.

Tentu tak adil hanya menyalahkan Henry semata. Kesalahan juga layak dibagi ke manajemen klub. Tuntutan untuk melanjutkan prestasi di musim sebelumnya justru dibarengi dengan konsistensi melego bintang-bintang klub dengan harga mahal. 

Selanjutnya direksi mendatangkan pemain-pemain harga murah dengan harapan mereka akan melejit dan bias dijual lebih mahal lagi musim depan laiknya Kylian Mbappe, Fabinho, dan sederet nama lainnya. Kebijakan yang menjadi blunder di musim ini.

Ah, satu lagi yang mungkin dapat dipersalahkan, atau mungkin lebih tepatnya seperti kutukan untuk Henry : badai cedera. Henry tak pernah bisa menurunkan pasukannya secara full team karena factor ini. 

Bahkan dalam pertandingan melawan PSG, Monaco kehilang dua pemain sekaligus karena cedera. Nacer Chadli dan Jordi Mboula. "Sepertinya saya harus kembali bermain". Canda Henry waktu itu. Terbaru menurut situs Tranfermarkt, 12 pemain Monaco masuk ke injury list.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun