Oleh karenanya ia mengajak kepada umat muslim agar senantiasa mempedomani Al Qur'an, sehingga bisa menjadi manusia yang memiliki kepribadian yang baik. Karena orang diluar umat Islam tidak melihat ibadah seseorang muslim melainkan perilaku orang muslim.
"Mengutip ulama Mesir Syekh Ahmad Sauqi menyatakan tegaknya umat atau bangsa dilihat akhaknya atau peradaban. Disinilah kita mesti menjadi umat muslim yang berakhaqul karimah," jelasnya.
Lebih jauh figur yang juga Wakil Rektor Universitas Nahdlatul Ulama (UNU) Kalbar ini secara kuantitas umat muslim di Indonesia cukup besar, tetapi kualitas mulai merosot.
"Merosotnya umat bukan saja ibadanya melainkan juga akhlaknya. Â Oleh karenanya jika ingin dihargai maka perbaiki akhlak sehingga menjadi barometer bagi seluruh umat," katanya.
Senada dengan hal itu, Ketua MUI Kalbar bidang penelitian dan pengkajian, Dr. Hermansyah, M. Ag mengatakan, problem yang terjadi sekarang adalah seseorang mudah menghakimi orang lain dengan sebutan kafir, munafik dan lain sebagainya.
"Padahal, Islam tidak mengajarkan untuk menilai orang lain, Â tetapi justru diperintahkan agar intropeksi diri atau melihat dirinya sendiri. Sehingga bisa menilai diri sendiri, baik atau jahat," ujarnya.
Sehingga menurutnya, berdakwah itu idealnya harus diawali dari menjaga diri dan keluarga kemudian disampaikan kepada orang lain.
"Dalam Al Qur'an Surat At Tahrim diserukan agar menjaga dirinya, Â mengandung pengertian dimulai dari dirinya. Jika dirinya baik maka mengajak kebaikan kepada orang lain juga mudah diterima. Sehingga kedamaian ini bisa tercipta," tegas Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan IAIN Pontianak ini. (m)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H