Ibarat tanaman bila dipupuk akan tumbuh dengan subur dan berkembang dengan baik. Begitu pula dengan hati bila diisi dengan dzikir mengingat kepada Allah, hati akan senantiasa dijauhkan dari berbagai macam bentuk penyakit hati.
Dalam Alquran Allah SWT berfirman,
... أَلَمْ يَأْنِ لِلَّذِينَ آمَنُوا أَنْ تَخْشَعَ قُلُوبُهُمْ لِذِكْرِ اللَّهِ وَمَا نَزَلَ مِنَ الْحَقِّ
"Belumkah datang waktunya bagi orang-orang yang beriman, untuk takut hati mereka karena mengingat Allah dan kepada kebenaran yang telah turun..." (Qs al-Hadid:16).
Ayat diatas menjelaskan tentang keutamaan zikir yang dapat melunakkan hati dan menyuburkan keimanan serta menguatkan ketakwaan seseorang.
Dengan zikir, hati dan pikiran akan fokus mengingat kepada Allah semata. Tidak terpengaruh siapapun dan apapun.
Dengan hati yang bersih, Allah akan terasa dekat dengan kita dan memantau segala aktivitas yang kita lalukan. Dengan demikian, tidak ada potensi maksiat karena keimanan kuat yang selalu melindungi hati dari berbuat dosa dan maksiat.
Dalam ayat lain dijelaskan bahwa shalat bisa dikatakan dzikir, sebab shalat bagian ibadah untuk mengingat-Nya. Firman-Nya,
فًاعْبُدْنِي وَأَقِمِ الصَّلَاةَ لِذِكْرِي
"...Maka sembahlah aku dan dirikanlah shalat untuk mengingat Aku." (Qs Thaha: 14).
Menunaikan shalat dengan konsisten dan menyerahkan diri kepada Allah SWT akan terasa berat kecuali bagi orang-orang yang khusuk.
Kekhusyukan dan ketaatan kepada Allah akan didapatkan oleh orang yang memiliki hati yang bersih, tulus dan yakin akan bertemu pada Allah dan akan kembali kepada Allah kelak.