Mohon tunggu...
Ibra Alfaroug
Ibra Alfaroug Mohon Tunggu... Petani - Dikenal Sebagai Negara Agraris, Namun Dunia Tani Kita Masih Saja Ironis

Buruh Tani (Buruh + Tani) di Tanah Milik Sendiri

Selanjutnya

Tutup

Analisis Artikel Utama

Jawa Timur dan Jawa Barat Bisa Menjadi Kunci Kemenangan di Pilpres 2024

19 Juni 2023   11:04 Diperbarui: 22 Juni 2023   08:15 818
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Rentang waktu jelang pilpres yang masih ada, kurang lebih delapan bulan tersisa, memungkinkan bagi elit parpol untuk menjalin kerjasama untuk membentuk poros baru di Pilpres 2024. Koalisi yang sudah terbentuk bisa saja ditinggalkan, dan terancam bubar sebelum pada masanya.

Bertahan pada koalisi yang lama, bergabung atau bergerak membangun sebuah koalisi yang baru. Gelagat bubarnya koalisi yang selama ini dibangun bisa saja terjadi pada moment krusial yang belum merujuk kata final seputar siapakah bakal calon yang akan diusung.

Koalisi yang selama ini digadang-gadangkan mengusung calon sendiri sepertinya mulai tampak satu persatu pamit meninggalkan koalisi selama ini dibentuk. Merapat pada barisan parpol lain, bergabung menjadi satu koalisi.

Gambaran ini seakan terlihat dari beberapa parpol yang terang-terangan turut mendukung calon dari parpol lain. 

Masih ada yang terlihat abu-abu dari sikap sang ketum dari partai tertentu yang condong akan putar haluan mengikuti jejak partai pendahulu yang terlebih dahulu telah berpindah hati.

Inilah kedinamisan berpolitik, kemungkinan-kemungkinan bisa terjadi dan tanpa bisa diduga sebelumnya...

Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) yang diprakasai dari tiga parpol, Golkar, PAN, dan PPP tampaknya sudah menunjukan gelagat kearah ini. Faktanya setelah PPP mengumumkan dukungannya pada sosok Ganjar Pranowo kandidat presiden dari partai PDI P. 

Menyusul juga dengan sikap dari PAN, sepertinya akan mengikuti jika melihat monuver sang ketum yang diberitakan di media massa. Safari politik, sedang membangun penjajakan politik.

Alhasil KIB diambang bubar. Apabila menyimak kondisi koalisi yang saat sekarang. Golkar pun sama, intents bersilaturahim ke berbagai parpol lain.

Selain itu beberapa waktu yang lalu cukup menarik akan adanya silaturahim antara PDI P dan Demokrat, AHY masuk dalam radarnya PDI P sebagai nominasi potensial cawapresnya Ganjar di pilpres.

Memberikan tandatanya besar bagaimana catur politik yang sedang dimainkan para elit politik tanah air, menarik untuk disimak. Akankah Demokrat berpegang teguh pada koalisi perubahan, entahlah.

Atau catur politik dari PDI P untuk memaksa Anies duet AHY atau usaha menjagal koalisi perubahan dalam mengsung Anies Baswedan, menarik Demokrat keluar dari koalisi perubahan, 

Bayang-bayang empat pasang calon presiden dimungkinkan tidak akan terwujud, jika melihat perkembangan politik. Dan paling banter tiga pasang calon, asalkan Gerindra dan PKB tetap solid, Koalisi Perubahan tetap teguh pada pendiriannya.

Terlepas koalisi manakah yang menjadi gemuk, koalisi yang dibangun Nasdem, Gerindra, atau PDI P? 

Kembali pada asumsi subyektif awam penulis. Ketiga kandidat semua berpotensi besar meraih tiket pilpres 2024 menuju kursi empuk tertinggi eksekutif. Berdasarkan basis suara yang dimiliki para calon.

Sebuah perhitungan pemilih tiga provinsi di pulau Jawa sangat menentukan kemenangan di pilpres. Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur diketahui merupakan terpadat dan jumlah besar suara para pemilih. 

Artinya, jika tiga wilayah ini bisa dimenangkan, kemungkinan besar pilpres jelas akan dimenangkan. 

Salah satunya prihal basis massa pendukung. Khususnya daerah yang menjadi lumbung suara dari ketiga kandidat. Seperti Ganjar Pranowo unggul di Jawa Tengah. Anies atau Prabowo di Jawa Barat.

Melihat dua kali pilpres sebelumnya, kemenangan Prabowo selalu unggul di Jawa Barat dan Jokowi di Jateng. Setelah itu, Jawa Timur sebagai penentu arah kemenangan.

Maka gambaran Pilpres 2024 nantinya, potensi kemenangan Prabowo dan Muhaimin Iskandar berpeluang mengungguli jika berdasarkan pertimbangan ini. Karena suara Muhaimin Iskandar merupakan basisnya di Jawa Timur dan para ormas NU.

Dan pertimbangan calon wakil presiden juga sangat menentukan kemenangan. Salah menentukan pilihan pasangan bisa menjadi faktor kekalahan di pilpres 2024. 

Nah, pertimbangan memilih pasangan juga dipengaruhi basis suara sebagai pertimbangan bukan. Dan cara/alat memecah belah suara basis lawan.

Lalu, versi awamologi penulis: Ganjar, Prabowo ataupun Anies. Jawa Timur ataupun Jawa Barat bisa memilah pasangannya dari wilayah ini bukan.

Salam

-hanya asumsi
-Pemilih Damai
-Tolak Isu SARA

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun