Rentang waktu jelang pilpres yang masih ada, kurang lebih delapan bulan tersisa, memungkinkan bagi elit parpol untuk menjalin kerjasama untuk membentuk poros baru di Pilpres 2024. Koalisi yang sudah terbentuk bisa saja ditinggalkan, dan terancam bubar sebelum pada masanya.
Bertahan pada koalisi yang lama, bergabung atau bergerak membangun sebuah koalisi yang baru. Gelagat bubarnya koalisi yang selama ini dibangun bisa saja terjadi pada moment krusial yang belum merujuk kata final seputar siapakah bakal calon yang akan diusung.
Koalisi yang selama ini digadang-gadangkan mengusung calon sendiri sepertinya mulai tampak satu persatu pamit meninggalkan koalisi selama ini dibentuk. Merapat pada barisan parpol lain, bergabung menjadi satu koalisi.
Gambaran ini seakan terlihat dari beberapa parpol yang terang-terangan turut mendukung calon dari parpol lain.Â
Masih ada yang terlihat abu-abu dari sikap sang ketum dari partai tertentu yang condong akan putar haluan mengikuti jejak partai pendahulu yang terlebih dahulu telah berpindah hati.
Inilah kedinamisan berpolitik, kemungkinan-kemungkinan bisa terjadi dan tanpa bisa diduga sebelumnya...
Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) yang diprakasai dari tiga parpol, Golkar, PAN, dan PPP tampaknya sudah menunjukan gelagat kearah ini. Faktanya setelah PPP mengumumkan dukungannya pada sosok Ganjar Pranowo kandidat presiden dari partai PDI P.Â
Menyusul juga dengan sikap dari PAN, sepertinya akan mengikuti jika melihat monuver sang ketum yang diberitakan di media massa. Safari politik, sedang membangun penjajakan politik.
Alhasil KIB diambang bubar. Apabila menyimak kondisi koalisi yang saat sekarang. Golkar pun sama, intents bersilaturahim ke berbagai parpol lain.
Selain itu beberapa waktu yang lalu cukup menarik akan adanya silaturahim antara PDI P dan Demokrat, AHY masuk dalam radarnya PDI P sebagai nominasi potensial cawapresnya Ganjar di pilpres.