Ada sebuah fakta menarik bahwa orang gila itu bahagia akan kegilaannya, dan orang waras gila akan kewarasannya.
ODGJ ANTARA HINA DAN AIB
Orang dalam gangguan jiwa (ODGJ) secara harfiah sering disebut dengan orang gila, tidak waras, abnormal, yang tentunnya bertentangan dengan kebiasaan orang yang hidup normal umumnya.
Berbicara tentang katakteristik yang lekat pada orang gila biasanya jelas terlihat dari penampilanny. Jorok, tidak punya rasa malu, suka berbicara sendiri, ngelantur alias kagak nyambung, dan banyak ulah konyol yang sering ia lakukan.
Hidup identik semaunya, makan, minum, buang air besar atau kecil sembarangan, tidur dimana pun ia suka, berpakaian bebas gaya dan busana. Pokoknya suka-sukanya, manusia yang paling merdeka. Menurutku.
Maka dimata kita tersemat pandangan hina menilai sosok mereka ini bak sebuah momok menakutkan. Mungkin saat doa kepadaNya selalu memohon untuk dijauhi dari sebuah kegilaan serta berhubungan dengan orang gila.
Predikat status penyandang gangguan jiwa (ODGJ), tentunya memiliki kesan sendiri setiap orang jika melihatnya. Baik berhubungan langsung atau tidak.
Dari yang ketakutan meski hanya sekedar berpapasan, jijik, bahkan ada yang mempunyai sisi pandang lain (tersendiri) tertarik dalam menilai orang gila, yakni menarik buat dipetik dalam kewarasan.
Sudut pandang yang menilai bahwa mereka adalah manusia, banyak hal yang dapat diambil sebagai pelajaran hidup dari mereka, orang gila.
Dengan perbedaan cara pandang menilai pada para pengidap ODGJ, menentukan sikap dan tindakan kita kepada mereka. Antipati menjadi simpati dan empati. Bahwa mereka makhluk Tuhan juga.