Setelah hangatnya jeritan kalangan pelaku usaha tahu tempe dipasaran bulan kemarin dari langkanya ketersediaan kacang kedelai. Kini kisruh minyak goreng menjadi permasalahan yang serius dan seragam disetiap daerah.
Kondisi yang senasib dari ketiadaan dari langkanya minyak goreng dipasaran, baik dipasaran tradisional maupun toko-toko sekelas indomaret dan alfarmart juga mengalami kelangkaan.
Ketersediaan minyak goreng dengan jumlah yang terbatas tentunya dengan harga yang meroket. Sehingga keberadaannya diburuh bak barang berharga untuk saat ini.
Kehilangan minyak goreng dipasaran tentu berbeda persoalan dengan kelangkaan tahu tempe dilihat dari luasnya persoalan yang ditimbulkan.Â
Yakni minyak goreng bisa dikatakan kebutuhan pokok yang mesti ada dan tersedia. Menjadi derita bagi masyarakat kalangan ekonomi menengah kebawah.
Fenomena yang terjadi dimana-mana ini jelas melahirkan satu pemahaman awam dalam kepala menanggapinya, kok bisa ya?
Meneriakkan persoalan kelangkaan minyak goreng dengan berbagai pandangan kritis dan keluhan. Terlebih dari sisi dampak yang dirasakan.
Khususnya bagi pedagang gorengan keliling dan usaha rumahan yang mana minyak goreng merupakan bahan pokok dalam menjalankan bisnis mereka.
"Aduuh, kemarin tahu tempe. Kini minyak goreng langka juga, gimana nih mau jualan, keluh pedagang goreng yang biasa keliling kampung"
Yang tak kalah serunya terjadi pada para emak-emak sang koki dalam keluarga. Kepala divisi utama bagian urusan dapur, betapa terganggunya dunia permasakan bukan.