Pohon Damar telah kering, dahan dan rantingnya patah bersama berserakan, daun-daun yang dulu rimbun nan hijau berguguran satu persatu jatuh ke tanah.
Burung Camar pamit pergi. Tak lagi ada suara siul burung Camar bercengkrama menyapa pagi. Terbang kesana kemari.
Tentang pohon Damar tempat bertengger sih burung Camar, berteduh dan juga tempat beranak pinak dalam membesarkan anak-anaknya.
Cerita Camar, luka iris sayatan pada kulit batang Damar, bukan karena kita. Tapi dari penyadap getah. Kini pohon Damar itu telah mati.
Nak, sebelum berakhir. Mari ambil biji Damar yang jatuh. Tanam sebagai pengganti Damar tempat kita berteduh. Nanti.
Sebelum ia mati karena tua di makan usia atau karena luka sendirinya. Tanam, meski kau sendiri tidak menikmati, saat itu.
Berterimakasihlah, pada pohon Damar. Setidaknya memberikan penggantinya. Karena bukan kita (Burung Camar), yang lain juga akan menikmatin, Pohon Damar yang tumbuh berdaun rimbun.
Salam
08 Februari 2022
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI