"Batal nih rencana nonton festival seni budaya deh, uang pada abis entah kemana, haduuh 'kangker' alias kantong kering, gumam Bedul."
Apess banget pokoknya tika 'kangker' melanda, seperti perihnya mata melihat dompet kosong melompong, hanya kertas 'jimat' yang nonggol didalam dompet. Cek ATM aduuh lupa pada kagak ada isinya. Halu...
Tung keripit ahaayy tulang bawang, kalau nggak punya duit pusing bukan kepalang, haha..
Inilah contoh derita saat lagi buntu dimana keadaan keuangan sedang 'bokek' semua rencana yang dibuat kadangkala menuai penundaan bahkan 'cancel' batal dulu ya, lain kali aja, keuangan lagi pada macet.
Kembali pada topik pilihan (topil) kompasiana "kelolah uang bulanan" yang menarik, khususnya bagi saya seorang petani sudah tentu uang bulanan pada kagak jelas, tergantung hasil panen dan harga pasaran hasil tani kami.
Barang tentu keadaan seperti ini mesti diantisipasi kan. Dengan cara memilih dan memilah antara sangat penting, penting, dan tidak penting. Membedakan antara keinginan dan kebutuhan.
Nah pentingnya uang "Saving" atau istilah uang dingin teman. Karena bekerja sebagai petani, perumpamaan bulan tua maupun bulan muda memang tidak berlaku, tapi kondisi lagi buntu 'bokek' sudah tentu sering dialami.
 Hasil panen yang tidak seimbang antara biaya pengeluaran dengan pendapatan karena harga anjlok, gagal panen karena hama pasti betapa besar kerugian yang dialami bukan.
Belum lagi ditambah dengan permasalahab lain yang bermunculan misalnya. Tiba-tiba orang tua, anggota keluarga sakit, mau hajatan dan sebagainya. Nah, keadaan seperti mesti diantisipasi siapapun itu, khususnya bagi yang bekerja sebagai petani.
Karena menjadi petani apa yang kita idamkan, tidak selalu berjalan mulus seperti dalam peta rencana iya toh. Tapi perlu diantisipasi iya kan.
Yups, salah satunya pentingnya uang 'saving' atau uang dingin. Mencoba menyisihkan/menabung sebisa mungkin dari uang hasil panen.Â