Jelang pemilu 2024 yang berkisar kurang lebih tiga tahun lagi terhitung dari tahun 2021 waktu sekarang. Artinya masa jabatan Presiden Jokowi akan berakhir. Begitupun masa legislatif saat ini juga akan usai.
Ini menandakan waktu terus begerak dan pesta demokrasi 2024 akan tiba. Perjalanan waktu serasa cepat, seperti mimpi rasanya kita menggunakan hak suara dipemilu 2019.
Jika kita rakyat biasa saja dapat merasakan putaran waktu terlalu cepat, apalagi petinggi parpol dan politikus parpol lebih merasakan pergerakan ini? Memperkirakan jauh-jauh hari dengan segala persiapan itu.
Parpol mewanti-wanti ajang akbar 2024, tidak bisa duduk diam membaca kalkulasi dan peta politik mendatang. Untuk menang dalam ajang kompetisi antar parpol, menang mesti jadi visi utama parpol.
Kebijakan ke mana arah partai, rencana strategis dalam mendulang suara dan cara meraih simpati publik sudah berjalan dan dijalankan walau tak tampak dipermukaan dalam meningkatkan papularitas dan elektabilitas.
Drama kisruh dalam internal, safari antar petinggi partai, keberadaan baliho ketua sang ketua umum, munculnya berbagai akun simpatisan (relawan), cuitan politikus di media sosial. Bukti nyata menjelang pemilu 2024.
Jadi program kerja elit, kader dan simpatisan parpol mengusung nama bendera tempat bernaung demi suksesi ditahun 2024 nanti.Â
Riuhnya prediksi dan nominasi calon bursa kandidat Presiden ramai juga diberitakan. Mengangkat isu serta desas desus figure yang akan maju melanjutkan estafet pemimpin tertinggi tanah air yang baru, menarik nama parpol tuk berspekulasi.
Dipahami pilpres jadi topik hangat diperbincangkan yang bisa menaikan gengsi nama parpol sudah lama telah digaungkan sebagai domain langkah catur, memperhitungkan sosok pilihan yang akan diusung.
Sejauh ini nominator calon presiden dengan variasi latar belakang kandidat versi survei dan analis politik. Dicurigai ajang yang dimainkan tuk membaca tingkat peluang calon yang sengaja diangkat serta membaca tingkat reaksi publik akan figure tersebut.Â