Asrul Sani selain kisah Nagabonar. Terdapat perenungan menarik pada naskah, kisah yang mengelitik nurani.
Naskah cerita "Mahkamah, Sebuah Pengadilan Hati Nurani"Â salah satu karya terbaik dariPernah ditayangkan stasiun televisi nasional TVRI pada tahun 1984. Dan dipertunjukan pada tahun 1988 di Gedung Kesenian Jakarta. Pertunjukan drama teater.Bertemakan masa-masa perjuangan.
Diperankan Saiful Bahri sebagai tokoh utama dalam cerita sebagai veteran, Anwar sebagai bawahan di masa perjuangan yang mati dihukum tembak oleh Saiful, dan Murni sebagai istri yang setia mendampinginya disaat sakratul maut.
Kisahnya diceritakan sebagai pesiunan tentara (veteran), tentara di zaman penjajahan. Yang kini sedang menghadapi suatu kebimbangan/kebingungan di saat sakratul mautnya.Â
Diambang kematian, ia selalu dibayangi peristiwa-peristiwa yang pernah terjadi di masa lalu. Peristiwa ini menghantui sang veteran, menjadi penghambat kelancaran proses panggilan menghadap Tuhan.
Dimana ia pernah menjatuhi hukuman mati dengan jalan menembak mati seorang bawahannya. Karena ketahuan berkhianat pada bangsa dan negara. Yaitu membocorkan informasi negara yang bersifat rahasia kepada pihak musuh, pada penjajah.
Selidik demi selidik, pada akhirnya tercium adanya keganjilan atas tindakan sang veteran tersebut, seliweran desas desus tak sedap berkembang yakni alasan mengapa ia menembak sang bawahan.Â
Persoalan pribadi Saiful dengan Anwar yang melatarbelakangi tindakan penembakan ketimbang persoalan Negara. Unsur manakah yang lebih besar menyertai dalam pemberian hukuman.
Yang mana telah diketahui Saiful dan Anwar selain dikenal sahabat baik, mereka juga pernah terlibat dalam urusan asmara. Yakni cinta segitiga sama kaki di masa itu. Bersaing dalam memperebut hati si wanita yang bernama Murni.
Yang kini menjadi istrinya yang setia mendampinginya disaat menjelang sakratul maut. Ingatan Saiful terkenang pada Anwar, sahabat yang telah ia tembak mati, rival cinta masa lalu.