Mohon tunggu...
Ibra Alfaroug
Ibra Alfaroug Mohon Tunggu... Petani - Dikenal Sebagai Negara Agraris, Namun Dunia Tani Kita Masih Saja Ironis

Buruh Tani (Buruh + Tani) di Tanah Milik Sendiri

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Risiko Menanam Tanaman Jenis Ini di Pekarangan Rumah Kita

23 Juli 2021   07:19 Diperbarui: 23 Juli 2021   08:51 280
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrated by: mediaindonesia.com

Liburan Saya, Bagaimana dengan kalian?

Liburan melepas rasa suntuk dari sibuk dan padatnya rutinitas sehari-hari. Banyak cara yang dapat dilakukan dimasa senggang, dengan aktivitas yang menyegarkan.

Menyalurkan hobi yang tertunda bisa, berkumpul dengan keluarga sangat baik, bertamasya bersama orang rumah dan anak-anak mantap. Maupun pergi ke kebun melihat tanaman, bercocok tanam dipekarangan asyik.

Pendek kata, setiap individu memiliki cara tersendiri dalam mengisi hari yang kosong. Merdeka dari dunia pekerjaan yang dilakoni. Walau hanya sejenak.

Begitupun dengan saya secara pribadi, merasa sangat senang bila bermotor keliling kampung antar kampung tetangga. Sambil menikmati keindahan alam.

Memandang lokasi pertanian, ladang persawahan masyarakat sekitar jauh membekas dihati yang tidak terlukis dengan ungkapan. Betapa agung yang Tuhan ciptakan.

Asyiknya, pada sisi lain banyak hal yang dapat dijumpai yang tidak dapat ditemukan dikampung sendiri. Yang bisa diterapkan, seperti ilmu dari bertani misalnya.

Hasil dari jalan-jalan liburan saya, keliling kampung. Yakni pengalaman lapangan dari mereka, petani kampung sebelah. Mengamati dan bertanya langsung kepada mereka.

Salah satunya yang saya dapati tentang jenis yang jangan ditanam dilahan pekarangan dan dilahan yang berbatasan langsung dengan kebun tetangga. Sejauh mungkin hindari menanamnya.

Tanaman Memiliki Batang (pohon) Besar 

Ilustrated by: mediaindonesia.com
Ilustrated by: mediaindonesia.com
Logis, sungguh masuk akal apa yang disampai Pak Ruis. Jika tertarik pada jenis tarnaman tertentu, untuk ditanam dipekarangan rumah, kantor/tempat kerja, dan lahan perkebunan. 

Mestinya hindari jenis tanaman seperti ini katanya. Rentan menimbulkan permasalahan dikemudian hari, jika tidak cepat menyadari.

Tanaman berpohon Besar misalnya. Sangat tidak cocok ditanam pekarangan rumah/kantor. Karena suatu saat akan berbahaya. Merusak fasilitas dan tempat tinggal.

Tumbang karena angin, dahan patah, daun-daun berserakan, cahaya matahari terhalang masuk ke rumah, dan menjadi tempat hewan berbisa bila tidak rajin dipangkas dan dibersikan. 

Akarnya yang besar lambat laun pun bisa merusak pondasi rumah/kantoran. Daun atau ranting yang jatuh membusuk lupa dibersihkan pada atap rumah. Seringkali merusak atap, apalagi jika atap dari sejenis Seng. Bisa berlobang dong atap. 

Nah, tanaman sejenis bisa menjadi perusak hubungan dengan para tetangga lho. Apabila sampah tanaman kita masuk pekarangan mereka, dan setiap hari menyemaki halaman tetangga.

Monggo pikir-pikir menanam tanaman sejenis ini, ya...kan. Kalau lahan pekarangan serasa sempit, sobat. Upayakan jangan. Jika ada lahan yang luas, milik sendiri terserah saudara mau tanam apa?

Tanaman dengan Batang yang Merambat

Ilustrated by: steemit.com
Ilustrated by: steemit.com

Memiliki pekarangan rumah yang luas sangat cocok menyalurkan kebiasaan bertanam tanaman. Tidak ada penghalang besar yang berhubungan pada bercocoktanam.

Bermacam jenis tanaman bisa ditanami, baik dengan satu jenis tanaman maupun dengan berbagai jenis tanaman, bisa dong dilakukan.

Namun berbeda dengan pekarangan rumah yang sempit. Yang tersisa hanya teras dan atap rumah yang luas. Yang bisa digunakan, memanfaatkan pekarangan yang seadanya.

Yups, jangan bingung? Kreatifitas bisa mengatasi keterbatan lahan. Dengan menggunakan media tanam sebagai alternatif. Seperti memanfaatkan Kaleng, Karung Semen, Pipa bekas, bisa disulap menjadi wadahnya tanaman. Yang bisa ditata sebaik mungkin dilahan sempit.

Nah, sebagai masukan buat-buat pecinta dunia nanam menanam. Selain tanam berpohon besar, saya sarankan agar tidak menanam tanaman yang bersifat merambat.

Hal ini bukan berarti mengajari lho. Hanya menghimbau. Karena tanaman merambat tumbuhnya mencakupi lahan yang luas. Bisa melampui luas lahan pekarangan rumah kita dan takutnya menjajah kepekarangan para tetangga. 

Seperti Labu misalnya, lupa dipasang sulur sebagai tempat menjalar/merambat. Bayangkan bagaimana lebarnya si batang Labu merambat kemana-mana? 

Disamping bahaya adanya binatang berbisa seperti ular, lipan diantara rimbunan yang tidak terurus. Apalagi sampai merambat dipekarangan rumah tetangga sekitar rumah,  Entahlah yang bakal terjadi?

Nih, buat teman-teman yang gemar akan bercocoktanam, walau lahan yang dimiliki terbatas. Baiknya tumbuhan sejenis bumbu dapur, obat-obatan tradisional, rempah'rempah, sayur mayur, buah-buahan yang berbatang kecil/rendah yang ditanam.

Meskipun pekarangan sempit tumbuhan tersebut, biasanya tidak banyak menghabiskan tempat asalkan bisa ditata secantik mungkin sesuai selera dengan menggunakan wadah sebagai media tanaman.

Upps tapi jangan lupa mengkoleksi bermacam bunga hias. Biar mata tak jemu memandang keindahan taman pekarangan rumah kita yang asri dari ragam warna dan rupa tumbuhan.

Sejuk, segar dari tanaman bisa memunculkan ide-ide segar tuk yerus menulis di Kompasiana. Taman refreshing, penghilang stress dari pekerjaan sehari-hari.

Salam

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun