Memanfaatkan Pekarangan dengan Aneka tanaman
Berbicara tentang pekarangan rumah yang luasnya sangat terbatas seringkali menjadi kendala dari kita untuk memanfaatkan pekarangan yang seadanya. Yakni aktivitas bercocok tanam pada lahan yang tidak memadai, dalam artian sempit. Belakang rumah, teras rumah, beranda rumah bahkan di atap rumah, dinding rumah.
Lahan yang sempit bukanlah menjadi sebuah alasan bagi kita yang gandrung dengan bercocoktanam. Beragam ilmu dan informasi cara memanfaatkan lahan yang seadanya dapat disimak dari berbagai sumber informasi yang semakin hari semakin mudah untuk diakses. Media pembelajaran, bahan referensi bertani ala kota atau pola bercocoktanam ditempat yang terbatas.
Menggunakan media/alat yang murah meriah pun dapat dipelajari melalui Youtube atau media informasi yang menyajikan kontens-kontens menarik dibidang pertanian, termasuk cara memanfaatkan lahan yang sangat tak memadai serta aneka media apa yang bisa digunakan sebagai alternatif loh. Karung bekas kah, Pipa paralonkah, polybag dan barang/benda bekas lainnya. Popular dengan bertani cara Hidroponik.
Ironis, sebagaian dari kita khususnya didaerah tempat tinggal penulis atau didaerah kompasianer barangkali banyak melihat pekarangan rumah yang luas namun tidak dimanfaatkan untuk itu. Kosong melompong, padahal bisa diberdayakan lahan tersebut banyak sekali manfaat kan.
Kalaupun dimanfaatkan lebih cenderung pada tanaman hias, sejenis bunga-bunga sebagai penghias tanaman. Yups mencoba beralih kepada bumbu dapur atau tanaman obat sebagai variasi tanaman selain koleksi pada bunga-bunga, monggo dicoba loh.
Hal ini bukan artian saya tidak suka dengan tanaman hias, antipati pada bunga ya. Kan saya sendiri termasuk orang yang gemar dalam mengkoleksi bermacam jenis bunga.Â
Berbicara sisi manfaat menurut kacamata awamologi, serta berbagai literatur yang banyak diaggit dalam bentuk literasi atau tutorial video, ada hal secara garis besar yang dapat diambil dari bertanam di pekarangan rumah, bertani pada lahan sempit perkarangan yang terbatas.Â
Ekonomis versus konsumtif. Kebiasaan masyarakat yang selalu membeli semua bumbu dapur/sayuran/buah-buahan serta membeli obat-obatan dalam kemasan di warung-warung sekitar, yang semua punya nilai harga yang tidak sedikit dalam artian pemborosan dari sisi ekonomi keluarga, padahal semua ini dapat diadakan dengan sendirinya dengan menanam di lahan sekitar, pekarangan rumah atau menjadikan tanaman jenis tersebut menjadi tanam hias kan.
Banyak loh tanaman bumbu dapur atau tanaman jenis obatan dapat ditanam dan tak kalah menarik dengan tanaman hias, asalkan dirawat, ditata secara baik.