Mohon tunggu...
Ibra Alfaroug
Ibra Alfaroug Mohon Tunggu... Petani - Dikenal Sebagai Negara Agraris, Namun Dunia Tani Kita Masih Saja Ironis

Buruh Tani (Buruh + Tani) di Tanah Milik Sendiri

Selanjutnya

Tutup

Humor Pilihan

Nge-Chat Tahun Baru kepada Presiden, Resolusi Bapak Jokowi Harus Sumringah

2 Januari 2021   08:26 Diperbarui: 2 Januari 2021   08:29 240
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
jambi.antaranews.com

Jokowi Sumringah dan Optimis Menuju Resolusi Tahun 2021

Dengan Hormat,  Kepada yang terhormat Presiden RI Bapak Ir.Joko Widodo. Sebelumnya mohon maaf telah mengganggu waktu dan aktivitas Bapak. Semoga diawal tahun baru 2021 ini Negara kita semakin berjaya ditangan Bapak pimpin..Amiin.

Misalnya, inilah contoh chat jikalau saya diberikan amanah untuk mengirim pesan ucapan selamat kepada orang nomor satu di Negara ini. Sangat kikuk dan kaku kan.

Tak ada kelakar apalagi canda tawa. Tanpa banyak basa basi, itu atau ini untuk disampaikan. Walau hanya ucapan selamat berisi dukungan kepada Presiden.

Jika benar chatt ini terpaksa dilakukan apa mau dikata. Di screenshot diviralkan. Pastinya sangat heboh orang-orang menilai kontens pesan yang kirim saya bukan.

Pertama, dinilai dengan apresiasi atas keberanian saya, kedua kebodohan saya dari sisi adab dianggap lancang, ketiga kapasitas, ada hubungan apa ya, antara saya dengan Presiden.  Keempat kualitas pesan bisa dibilang pasti orang ini tidak berpendidikan.

Sekelumit tanggapan deras meluncur dikolom komentar. Atas perilaku yang tidak sepadan dengan kapasitas siapa saya. Kok berani benar mengirim pesan kepada pejabat tertinggi tanah air.

Konteks diatas merupakan gambaran bila ada hubungan secara struktur antara bawahan dan atasan. Yang mesti dilakukan secara koordinasi dan komunikasi pemimpin dengan bawahan.

Antara Menteri dengan Presiden dan beberapa lembaga besar yang setingkat. Minimal support berbentuk pesan dukungan dalam mencapai visi misi perubahan sang pemimpin. Walau bukan secara formal ucapan/pesan disampaikan. Chat misalnya.

Awal tahun baru ini banyak pesan yaitu uneg-uneg yang diamanahkan kepada Bapak Jokowi. Kapasitas tanggung jawab terberat dalam mengembangkan tugas kenegaraan.

Bertemu Pak Presiden dan sempat berbincang dengan beliau di lesehan, bercengkrama sambil ngopi bersama hal muskil. Harap dimaklumi dengan padatnya aktvitas beliau.

Namun membayangi kemungkinan seperti ini terjadi. Bolehkan. Adapun yang akan saya sampaikan kepada beliau jikalau mimpi ini terjadi. Yang mungkin dapat diterima olehnya tentang prihal krusial yang jarang diekspos atau dibahas serius dan tak kalah penting untuk dipikirkan.

Ya, revolusi mental yang dulu menjadi poin prioritas dalam membangun bangsa. Ditengah deras arus teknologi tanpa batas. 

Ada tiga pesan menarik untuk ditanggapi Pak. Selain bicara Isu Politik dan Infrastruktur.

Pertama Masalah Pornografi dan Narkoba

Hal ini dapat kita simak dan saksikan langsung didepan mata. Angka-angka perkembangan kasus Pornografi dari hari kehari semakin progresif naik secara signifikan. Perkembangan yang memprihatinkan.

Dari sisi kontens dan penyebarannya dapat dirasakan. Dan sangat mudah didapati. Belum lagi berdiri jenis usaha yang menjurus kearah bisnis Pornografi.

Pasalnya tanpa pandang bulu lagi menerpa siapa saja. Tua, remaja dan anak menjadi korban komoditas niaga esek-esek. 

Apabila dihubungkan dengan naiknya kasus-kasus perkosaan, asusila, pencabulan, seks bebas, terinfeksi HIV/AIDS. Jelas ada hubungan timbal balik dari maraknya perkembangan Pornografi Pak.

Kemarin membaca kiriman berita di grup whatshap. Anak SD tertangkap nonton video porno, perkosaan gadis 17 tahun beramai-ramai, pencabulan seorang kakek kepada cucunya sendiri. Bermacam-macam kasus pelecehan, miris.

Saya yakin jikalau perkembangan Pornografi meluas tanpa ada upaya tegas dan keras. Tamatlah peradaban. Dampak krusial Pornografi bukan main-main. Minimal upaya memutus mata rantai penyebaran pentingkan.

Begitupun dengan Narkoba semakin marak dan marak. Bak menjual tempe goreng dibungkus secara apik. Biar tidak kelihatan namun terkadang jelas menyebar dan mengintai bukan.

Kedua Epidemik Korupsi

Berbicara Korupsi sangat luas jangkauan yang akan dibahas jika bertemu Pak Presiden. Mulai dari sanksi hukum, indikator terjadinya virus korup dan korelasi dengan panggung Politik.

Cukup sedikit usul Pak. Hukum dengan keras yang terlibat. Tanpa pilih kasih, cabut hak politiknya. Serta sikat semua aset dari hasil korupsi. Sehingg memberikan efek jera dan pelajaran bagi yang lain.

Kalau perlu hukuman mati. Jangan sampai sanksi hukum orang korupsi sama dengan maling ayam. 

Maling Ayam digebuk massal, dipukul babak belur oleh aparat. Lalu dihukum lima tahun. Berbeda dengan Koruptor milyaran. Dijemput terhormat, lalu dihukum beberapa tahun. 

Ketiga Isu Sara dan Pembangunan Karakter

Merasakan sekligus mengamati dinamika sekarang. Dua permasalahan sangat merisak menyesakkan dada kita.

Perkembangan isu SARA kentara lebih kental dan semakin rentan dijadikan domain pengancam keharmonisan tanah air. Ditiup berbuah kegaduhan, yang tiup lalu lari sambil menonton dampak yang terjadi.

Inilah dinamikanya sekarang. Isu peruntuh kerukunan lambat laun. Radikalisme, makn hakim sendiri terjadi dimana-mana dan mudah menjalar ketingkat masyarakat.

Sisi lain budaya tata krama dan tepa selira dari generasi ke generasi yang semakin turun cendrung distorsi dan mengalami degradasi. Krisis identitas nasionlisme dan pudarnya kecintaan kepada budaya kita sendiri yang kaya, Pak.

Yups, inilah pesan cengkrama saya jikalau ada kemungkinan bertemu Preside. Baik langsung atau diminta untuk Nge-Chat Pak Jokowi.

Optimisme, Resolusi Bapak Jokowi Harus Sumringah

Tahun 2021 telah menyapa baik kita semua maupun Buat Bapak Presiden. Ada beberapa keoptimisan kepada beliau untuk membawa perubahan besar Bangsa ini dalam pemerintahan nanti.

Berdasarkan perkembangan yang ada dirangkum dari kebijakan dan tindak tanduk politik yang ia lakukan. Khususnya ditahun ia menjabat dari 2019-2020 yang lalu.

Pertama. Rekonsiliasi. Publik sudah menyimak keberhasilan rekonsiliasi dengan masuknya Prabowo ke kabinet pemerintahan. Berperan besar mempengaruhi sensi dan tensi politis yang berkembang bukan. Yang sempat memanas.

Kedua, Parlemen. Koalisi banyak parpol yang tidak sebanding dengan oposisi. Setidaknya kebijakn prorakyat lebih cepat diputuskan. Walau ada berasumsi bahwa buruknya demokrasi jika parlemen tidak ada oposisi.

Ketiga, Reshuffle kabinet. Hal juga mempengaruhi kinerja arah perubahan positif. Misalnya masuknya Sandiaga Uno beserta enam menteri baru di pos kementrian. Dengan orang yang mumpuni. 

Keempat, Bubarnya FPI. Melalui SKB enam kementrian. FPI resmi telah ditutup secara legal. Terlepas akan lagi FPI wajah baru kita simak perkembangannya. Yang jelas ormas yang anti pemerintah yakni anti Pancasila jelas terlarang bukan.

Kelima, Ditemukan Vaksin Corona. 

Nah, inilah pendapat saya pribadi bahwa Pak Jokowi harus sumringah dalam melangkah menuju Resolusi kedepan. Secara hambatan dan tantangan yang akan dihadapi...semoga

Salam

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humor Selengkapnya
Lihat Humor Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun