Ada yang menjawab untuk mencari ilmu, tuntutan orang tua, mencari kesibukan, bekal untuk bekerja, bahkan ada yang menjawab sebagai ajang mencari kenalan baru.
Lalu kutanyakan kembali, jika selesai kuliahnya, dan menyandang gelar keserjanaan, apa yang akan dilakukan. Rata-rata jawaban yang sama dari mereka, yaitu mencari kerja dan untuk menjadi  pegawai negeri sipil, ungkapnya.
Dan kutarakan kembali dengan pertanyaan, bagaimana jika impian tidak sesuai dengan apa yang diharapkan, ya ya jawabnya mereka disertai senyum simpul.
Jika merujuk pada keinginan pada calon sarjana seperti ini, yang masih beranggapan PNS adalah sebuah tujuan dari perkuliahan, toh, inilah yang harus dirubah dalam kerangka pikir pada mereka.
Bahwa, tujuan pendidikan tidaklah sesempit itu, tapi pola pikir yang harus dikembangkan. Yang mampu menjadi bekal penting yang akan diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari, untuk diri sendiri maupun untuk orang lain
Karena jumlah PNS di tanah air terbatas dan pembukaan CPNS tidak dilakukan setiap hari, bahkan pelaksanaan bertahun-tahun baru dibuka. Masihkah pola pikir harus dipertahankan?
Jika konsep karir hanya bertumpu pada PNS, dan masih cenderung bersifat menunggu, mencari kerja, maka secara tidak langsung memberikan gambaran wajah pendidikan ada perubahan, minimal perubahan arah pendidikan, yaitu pendidikan life skill di dalam kurikulum pendidikan. Dari dasar hingga perguruan tinggi, Yaitu jiwa usaha generasi muda, menciptakan usaha sendiri. Tidak tergantung pada harapan harus menjadi PNS.
Dan menjadi catatan penting buat Pak menteri Pendikan, Mungkin.
Salam