Ada dua cara mengungkapkan sebuah pesan, yaitu secara verbal dan nonverbal.Â
Secara verbal lazimnya adalah dengan menggunakan kata-kata maupun lisan. Sedangkan nonverbal cenderung menggunakan isyarat, sebagai bentuk ungkapan.
Misalnya dengan sorot mata, raut muka, kepalan tinju dan sebagainya. Dalam kenyataan sehari-hari, keduanya antara verbal atau nonverbal biasanya menyatu, tidak bisa dipisahkan.Â
Kalau mengungkapkan rasa cinta, misalnya, disertai dengan suara yang lembut, mata yang berbinar, wajah yang berseri, belaian tangan yang halus, dan sebagainya.
Maka, dalam hal ini secara tidak langsung pesan atau makna yang disampaikan akan lebih mudah dipahami oleh orang lain. Agar dapat berinteraksi atau berkomunikasi dengan orang lain, ada baiknya memperhatikan pesan-pesan nonverbal di samping pesan verbal itu sendiri.
Bahkan sebenarnya pesan nonverbal-lah yang paling jelas dan paling kuat yang ditangkap oleh orang lain. Seperti senang atau tidak senang, penerimaan atau penolakan, perhatian atau pun rasa bosan.
Kendati begitu, dibanding bahasa verbal, perilaku nonverbal memang lebih terbatas kemampuannya. Hanya cocok digunakan untuk mengungkapkan perasaan-perasaan dan sulit atau tidak sama sekali, ketika menyatakan suatu pikiran-gagasan.
Selain itu, pesan-pesan nonverbal dapat sejalan dan memperkuat pesan verbalnya, yang diucapkan seiring dengan bahasa atau gerak tubuh yang ditampilkan. Atau sebaliknya bertentangan, sehingga justru memperlemah pesan verbal, lain yang diucapkan, lain pula respon tubuh ketika menyatakan pikiran.
Pesan nonverbal biasanya disebut dengan bahasa tubuh atau gerak tubuh. Berupa isyarat serta sikap dari perilakunya. Seseorang terkadang tidak sadar ketika dalam perbincangan, orasi, bahkan perihal obrolan receh sekalipun.Â
Lewat isyarat, cukup memberikan pemahaman-pemahaman atau arti-arti tertentu. Bahkan memberikan dapat memberikan nilai tambah terhadap apa yang disampaikan.