Bulan Agutus adalah pristiwa penting bagi sejarah tanah air. Gegap gempita menyambut hari kemerdekaan, di apresiasikan dengan bermacam perayaan diberbagai daerah.
Luapan rasa gembira masyarakat di hari Nasional. Dikemas dengan aneka kegiatan, baik permainan, perlombaan, dan pernak-pernik yang kerap ada di setiap moment ini. Hal ini seperti pemberi warna tersendiri di setiap tanggal 17 Agustus.
Dari usia dewasa hingga anak-anak pun penuh merasa riang gembira. Desa maupun kota, abdi pemerintah ataupun warga biasa juga ikut berpartisipasi dalam me-meriahkan moment perayaan ini.
Ajang perayaan 17 Agustus menjadi magnet hiburan tersendiri di masyarakat. Kumandang riuh lagu "Indonesia Raya" terdengar dimana-mana. Kibaran Merah Putih menghiasi pelataran jalan raya dan di depan rumah warga.
Dalam hal ini saya memberi pemahaman  menurut sudut pandang awamku pada fenomena actual yang sering terjadi masyarakat dalam memahami hari kemerdekaan ataupun di hari besar Nasional lain. Yaitu dua aspek;
- Tanggung Jawab (Komitmen dan Konsisten)
- Visioner (berpikrlah sebelum bertindak)
Komitmen dan Konsisten Kunci Kesuksesan Kegiatan
Horeee! acara perlombaan akan dimulai teriak anak-anak di kampungku. Dari lomba makan kerupuk, kelereng, tarik tambang, panjat pinang, tarik tambang, dan berbagai perlombaan anak-anak. Dengan puncak acara 'pesta rakyat' hiburan organ tunggal sebagai penutup rangkaian kegiataan.
Kecerian diwajah mereka sangat nampak dikasat mata. Berdasar pengalaman pribadi yang sering menjadi pelaksana acara perayaan di kampung, sering kali ditanyakan oleh anak, Apa sih acara 17 kita tahun? termasuk para emak-emak dan bapak-bapak juga sering melontarkan pertanyaan kegiatan 17.
Pertanyaan seperti seakan ungkapan antusias mereka pada hari kemerdekaan. Biasanya, kalau di perdesaan akan ada pertemuan awal antara pemuda karang taruna dengan perangkat desa membahas kegiatan. Menyusun sruktur kepanitian, siapa penanggung jawab di setiap bagian, susunan kegiatan, sumber dana serta eksekusi kegiataan.
Dalam hal ini saya mencoba bercerita sepenggal pengalaman tentang pelaksanaan 17 di kampung saya. Hal yang menarik dan bersifat klasik adalah selalu menjadi masalah yaitu dana. Jika dalam istilah ada modal akan ada model.
Perdebatan akan sedikit lama ketika berbicara tentang ini. Tuntutan acara yang beragam dari masyarakat terkadang membutuhkan sumber dana yang cukup lumayan untuk mewujudkannya. Dan akhirnya hasil rapat harus dianggap Drafting awal yang suatu saat bisa berubah. Finalnnya ketika dana telah terkumpul di tangan panitia.