Cerdasmu tersimpan dalam kerangka batok keras kepala. Ditengah kebodohan merayap, memanggil dan berharap untuk kau ubah. Tapi kau diam dalam keasyikanmu sendiri.Â
Bukannya yunani tempat lahir filsuf ternama. Bukanpula piramida bisa tegak berdiri sendiri. Jika bukan karena ilmu yang diajari. Mengapa harus disimpan dalam kebakhilan tuk berbagi.
Mengapa juga pundipundi kekayaanmu, kau kubur didalam peti mati alasmu. Tersimpan di negara swis nun disana. Lihatlah! Kelaparan, pengemis, anak terlantar butuh uluranmu. Tapi kau hambur-hambur hanya tuk kepuasan belaka. Apakah kau bangga!
Mengapa  kursi singgasanamu dalam genggaman dan cenkraman. tak kau gunakan tuk mereka.  Hanya urusan pribadi dan golongan kau utamakan.
Janganlah pula kau plesetkan agama. Benar kau salahkan, haram kau halalkan. Dan bersembunyi dibalik religimu.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H