Mohon tunggu...
Mukmin
Mukmin Mohon Tunggu... Wiraswasta - .

Bukan anak Presiden, hanya orang biasa

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Patrick Klueivert Bisa Apa?

8 Januari 2025   12:48 Diperbarui: 8 Januari 2025   12:48 50
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Patrick Klueivert Bisa Apa?. Foto: IMAGO.

SEPAK bola Indonesia kembali menjadi sorotan setelah Federasi Sepak Bola Indonesia (PSSI) memutuskan untuk mengganti pelatih kepala Timnas Indonesia. Shin Tae Yong, pelatih asal Korea Selatan yang telah membesut Garuda sejak akhir 2019, resmi meninggalkan posisinya. Isu ini menjadi perbincangan hangat, terlebih dengan munculnya nama legenda sepak bola Belanda, Patrick Kluivert, sebagai kandidat pengganti. 

Shin Tae Yong memulai kiprahnya di Timnas Indonesia dengan membawa harapan besar untuk mengangkat kualitas sepak bola nasional. Di bawah arahannya, Timnas mencatat beberapa prestasi membanggakan, seperti menjadi finalis Piala AFF 2020 dan lolos ke Piala Asia 2023 setelah absen selama 16 tahun. Selain itu, ia juga dikenal sebagai pelatih yang menanamkan disiplin tinggi dan pola permainan modern.

Namun, terlepas dari prestasi tersebut, PSSI memutuskan untuk tidak memperpanjang kontraknya. Keputusan ini diduga dipengaruhi oleh beberapa faktor, seperti perbedaan visi antara Shin Tae Yong dan PSSI, ekspektasi yang tidak sepenuhnya terpenuhi, serta kritik terhadap hasil yang kurang konsisten di beberapa pertandingan terakhir. Banyak pihak juga menyebutkan bahwa PSSI menginginkan pelatih baru dengan pendekatan berbeda untuk menghadapi tantangan masa depan, terutama menjelang Piala Dunia U-20 dan turnamen internasional lainnya.

Mengapa Shin Tae Yong Diganti?

Pergantian pelatih di Timnas Indonesia bukanlah hal baru. Meskipun Shin Tae Yong telah membawa perubahan signifikan, ada beberapa alasan yang diduga menjadi penyebab utama pergantiannya:

1. Hasil yang Kurang Konsisten

Meski memiliki momen gemilang, hasil Timnas di beberapa pertandingan penting dinilai tidak maksimal, seperti kegagalan memenangkan Piala AFF.

2. Tekanan untuk Prestasi Instan

PSSI dan masyarakat Indonesia memiliki ekspektasi tinggi terhadap Timnas. Ketidaksabaran ini sering kali menjadi alasan perubahan mendadak dalam kepemimpinan.

3. Perbedaan Visi 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun