Leicester City sukses menghindari kekalahan setelah bermain imbang 2-2 melawan Brighton and Hove Albion dalam lanjutan Liga Inggris, Minggu (8/12) malam WIB. The Foxes comeback dengan mencetak dua gol balasan dalam 11 menit terakhir laga, setelah sebelumnya tertinggal 0-2 hingga menit ke-79.
Brighton membuka keunggulan lewat gol Tariq Lamptey di menit ke-37, memanfaatkan celah di lini pertahanan Leicester. Keunggulan itu bertambah pada menit ke-79 melalui aksi Yankuba Minteh untuk menggandakan skor.
Namun, Leicester tak menyerah. Jamie Vardy tampil cemerlang dengan kontribusinya. Vardy memperkecil ketertinggalan melalui gol di menit ke-86, menyambut umpan silang dengan penyelesaian tajam. Tak berhenti di situ, Vardy juga menjadi kreator di balik gol penyama kedudukan yang dicetak Bobby De Cordova-Reid di masa injury time (90+1). Gol tersebut memastikan Leicester pulang dengan satu poin yang berharga.
Laga berlangsung dengan tempo cukup tinggi sejak awal pertandingan. Dalam sepuluh menit pertama, tuan rumah menghadapi tekanan yang nyaris kebobolan. Brighton tampil agresif dengan menciptakan 16 peluang, 7 diantaranya berhasil mengarah tepat ke gawang yang dijaga oleh kiper Leicester City, Mads Hermansen.
Sementara itu, Leicester City mengandalkan formasi 4-2-3-1 dengan Jamie Vardy sebagai ujung tombak. Namun, efektivitas serangan mereka masih terbilang rendah. Dari total 11 percobaan yang mereka lepaskan, hanya tiga di antaranya yang tepat sasaran.
Ruud van Nistelrooy (RvN) memulai debutnya sebagai pelatih dengan hasil positif, membawa timnya meraih kemenangan 3-1 atas Everton. Meskipun hanya bermain imbang melawan Brighton pada pertandingan berikutnya, hasil tersebut tetap dipandang sebagai pencapaian positif bagi pelatih asal Belanda ini.
Sejak ditunjuk sebagai pelatih interim Manchester United, menggantikan Erik ten Hag yang diberhentikan, Van Nistelrooy berhasil mencatat tren tak terkalahkan. Dari empat pertandingan yang dipimpinnya, tiga di antaranya berakhir dengan kemenangan, sementara satu lainnya berakhir imbang.
Namun, masa kepemimpinannya di Manchester United tidak berlangsung lama. Setelah klub merekrut pelatih baru, Ruben Amorim, posisi Van Nistelrooy digantikan karena Amorim membawa staf pelatihnya sendiri, termasuk asisten pelatih utama. Meski demikian, performa apik Van Nistelrooy tidak luput dari perhatian klub-klub lain.
Tak lama setelah hengkang dari Manchester United, Leicester City merekrut Van Nistelrooy sebagai pelatih kepala. Tren positif itu berhasil dilanjutkan oleh RvN saat bergabung dengan Leicester City.
Leicester City resmi menunjuk Ruud van Nistelrooy setelah memecat Steve Cooper. Keputusan ini diambil menyusul performa buruk tim sejak awal musim, di mana Cooper hanya mampu mencatatkan dua kemenangan, enam kekalahan, dan empat hasil imbang dari total 12 pekan.
RvN kini memikul tanggung jawab besar untuk membangkitkan The Foxes dari keterpurukan. Tantangan ini tidak mudah mengingat tekanan besar dari penggemar dan manajemen, serta persaingan ketat di Premier League.
Meski demikian, awal kepemimpinan RvN menunjukkan tanda-tanda positif. Dalam dua pertandingan pertamanya, ia berhasil membawa tim menghindari kekalahan, memberikan secercah harapan bagi para pendukung Leicester.
Sebagai mantan pemain bintang yang pernah bersinar bersama klub-klub besar seperti Manchester United dan Real Madrid, RvN diharapkan dapat membawa pengalaman dan mentalitas juaranya ke dalam tim.
Dengan jadwal padat yang menanti dan tekanan untuk segera mengamankan poin demi menjauh dari zona degradasi, perjalanan RvN bersama Leicester akan menjadi ujian besar bagi karir kepelatihannya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H