Faktor-faktor ini sering kali membuat seseorang rela mencari pinjaman ke sana kemari. Ditambah lagi, minimnya literasi mengenai hakikat pernikahan dan pengelolaan keuangan menyebabkan individu kehilangan kontrol.Â
Akibatnya, mereka sering kali menganggap bahwa hutang bisa dengan mudah dilunasi menggunakan gaji di masa depan. Padahal, di awal pernikahan, stabilitas finansial sangat penting untuk menghindari kesulitan dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari.
Pentingnya Stabilitas Keuangan di Awal Pernikahan
Bagi pasangan muda, memanfaatkan usia produktif secara optimal sangatlah krusial. Jika penghasilan utama dari gaji belum mencukupi untuk menutupi kebutuhan sehari-hari dan cicilan hutang, mencari sumber pendapatan tambahan bisa menjadi solusi. Contohnya, mencoba usaha kecil-kecilan, berjualan online, atau mengambil pekerjaan paruh waktu yang tidak mengganggu pekerjaan utama.
Selain itu, pasangan perlu membuat perencanaan keuangan yang matang. Langkah pertama adalah menyusun anggaran untuk memastikan pembayaran hutang tidak mengganggu kebutuhan lainnya.Â
Catat semua pengeluaran wajib setiap bulan dan hentikan sementara pengeluaran tidak penting, seperti kebiasaan membeli makanan mahal atau barang konsumtif. Pengendalian ini dapat membantu memperbaiki kondisi keuangan keluarga.
Tidak kalah penting, sisihkan sebagian penghasilan untuk bersedekah. Dalam banyak keyakinan, bersedekah dipercaya dapat membuka pintu rezeki yang lebih luas.
Menabung dan Berinvestasi Sebelum Menikah
Bagi yang belum menikah, persiapkan diri secara finansial dengan bekerja keras dan menabung. Mengelola penghasilan dengan baik, termasuk berinvestasi untuk kebutuhan jangka menengah dan panjang, bisa menjadi langkah bijak. Hindari gaya hidup boros atau aktivitas yang tidak produktif bersama teman-teman.
Sebagai contoh, sebagian masyarakat di Aceh memiliki kebiasaan berinvestasi emas. Setiap kali menerima gaji bulanan, mereka membeli emas sebagai bentuk tabungan.Â
Strategi ini cukup efektif, mengingat harga emas cenderung meningkat dari waktu ke waktu. Ketika tiba waktunya menikah, emas tersebut bisa dijual untuk menutupi biaya pernikahan, termasuk keperluan seperti mahar, dekorasi, atau konsumsi.