"bencana Ilmu itu adalah lupa dan menyia-nyiakannya adalah bila engkau membicarakkan dengan orang yang bukan ahlinya. (HR. Ibnu Abu Syaibah).
Hadis di atas menjelaskan tentang dua yaitu, bencana besar bagi orang menuntut ilmu kemudian melupakannya dan membicaran ilmu dengan orang yang tidak tepat. Namun yang akan di bahas secara khusus di sini adalah tentang hilangknya keberkaan karena melupakan ilmu yang telah di perolehnya, serta beberapa kiat yang bisa dilakukan agar memilki kekuatan hafalan. Â
Mencari ilmu adalah sebuah kewajiban bagi seorang muslim baik laki-maupun perempuan, mulai dari ayunan sampai ke lihat, meskipun jarak yang ditempuh sampai ke negeri seberang sekalipun. Orang yang mencari ilmu layaknya orang yang sedang berjihad di jalan Allah. Penuntut ilmu memiliki kedudukan istimewa dalam agama Islam. Mereka akan mendapat pahala seperti para nabi. Sedekah yang paling utama adalah mempelajari ilmu. Seorang alim yang benar-benar memanfaatkan ilmunya lebih baik daripada ribuan orang ahli ibadah. Bahkan, mengajarkan satu bab ilmu pengetahuan dianggap lebih baik daripada melaksanakan salat sunnah seribu raka'at. Bepergian untuk menuntut ilmu di pagi dan sore hari dianggap lebih utama daripada berjihad di jalan Allah. Orang yang berkumpul untuk mempelajari kitab Allah akan mendapat naungan malaikat pembawa rahmat dan akan dimudahkan menuju surga.
Agar kemuliaan itu senantiasa bisa dirasakan maka ketika seorang yang telah menuntut ilmu dituntut untut menjaganya baik melalui hafalan dan tulisan. Â Menghafal ilmu adalah cara untuk menjaga pengetahuan agar tetap ada dalam ingatan dan dapat diingat kapan pun diperlukan. Bencana ilmu yang sering terjadi adalah ketika kita melupakan apa yang telah dipelajari. Lupa merupakan tantangan yang nyata dalam menjaga pengetahuan yang kita miliki. Meskipun telah menghabiskan waktu dan usaha untuk belajar, jika kita lupa atau tidak mengingat apa yang telah dipelajari, maka ilmu tersebut tidak akan berguna bagi kita maupun orang lain. Oleh karena itu, penting untuk melakukan upaya yang konsisten dalam mengulang dan merevisi materi yang telah dipelajari agar pengetahuan tetap terjaga. Berbagai metode seperti mencatat, mengulangi, dan mempraktikkan ilmu dapat membantu mencegah bencana ilmu yang disebabkan oleh lupa.
Di bawah ini adalah kiat agar kuat dalam menjaga hafalan. Doa di tulis oleh dikutip oleh Mundzir dari Kitab Khashaish al-Ummah al-Muhammadiyyah susunan As Sayyid Muhammad ibn Alawy Al-Maliki halaman 138-140. Secara lengkap telah muat di laman  islam.nu.id . adapun kiat-kiat tersebut adalah :
1. Melaksanakan shalat empat rakaat.
2. Pada saat di rakaat pertama setelah membaca fatihah kemudian membaca YasinÂ
3. Rakaat kedua, setelah fatihah membaca surat Hamim Ad Dukhan
4.Rakaat ketiga, setelah fatihah membaca surat As Sajdah
5. Rakaat keempat, setelah fatihah membaca surat Tabarak (Al Mulk) 6. Usai tasyahud (tahiyyat):
Setelah  memuji kepada Allah, dilanjutkan dengan membaca shalawat nabi, dan membaca istigfhfar memintakan ampunan kepada mukmin laki-laki dan perempuan, setelah itu membaca doa di bawah ini: