Oleh: Mukhtar Habib
Di bawah redup sinar itu, tak terangkai serangkai segaris frasa indah
Selalu selisih dari makna, begitu syair yang tergores
Selayaknya begitu, neuron kata-kata itu tersumbat melihat ejekan dalam bulatan gambar
Tak berbeda, tak berubah, istimewa juga tidak namun sewindu tak bertemu
Dahulunya antipati ratusan kata terusak kala menuntut ilmu yang panjang
Hanya sebatas senyum-senyum sendiri, tak jadi musuh
Teman berlalu mengakhiri tulisan panjang penuh ironi
Parasnya dikelilingi merah, menceritakan kebahagian dari sepotong gambar langit
Setahu ku buah semanggi itu tak diterima anggiat ku
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!