Mohon tunggu...
Mukhotib MD
Mukhotib MD Mohon Tunggu... profesional -

Aktif mengikuti dan menjadi fasilitator pendidikan kritis rakyat, berbagai pelatihan, seminar dan workshop, dengan issue penguatan keadilan jender, kesehatan reproduksi, HAM, HIV/AIDS, Islam ke-Indonesia-an, dan jurnalistik. Menjadi jurnalis online di kantor berita swara nusa (www.swaranusa.net), dan menulis, mengedit beberapa buku.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Fundamentalisme, Di Mana Salah Kita?

18 Mei 2011   04:31 Diperbarui: 26 Juni 2015   05:31 145
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Perginya kaum muda dari mushola-mushola inilah, salah satu tonggak awal mula terjadinya ruang pelembagaan fundamentalisme di negeri ini. Masyarakat di dusun, di desa, melihat orang-orang yang berbaik hati, yang mengajari anak-anak mereka untuk belajar agama, adalah mereka yang berbasis pada gerakan fundamentalisme, garis keras, dan seringkali menggunakan kekerasan sebagai jalan menyelesaikan masalah, dan karenanya anti-dialog.

Lalu, setiap petang, begitu nyaring lagu-lagu yang bernada menghujat dan mengajari anak-anak sejak dini untuk berpikir, "saya kelompok yang benar, dan yang lainnya kelompok yang salah." Salah satu akhir dari lirik lagu yang paling mengkhawatirkan, misalnya, "Islam, Islam, Yes, Kafir Kafir No."

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun