Mohon tunggu...
Mukhotib MD
Mukhotib MD Mohon Tunggu... profesional -

Aktif mengikuti dan menjadi fasilitator pendidikan kritis rakyat, berbagai pelatihan, seminar dan workshop, dengan issue penguatan keadilan jender, kesehatan reproduksi, HAM, HIV/AIDS, Islam ke-Indonesia-an, dan jurnalistik. Menjadi jurnalis online di kantor berita swara nusa (www.swaranusa.net), dan menulis, mengedit beberapa buku.

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Tentang Verifikasi Akun Kompasiana

26 Januari 2011   14:34 Diperbarui: 26 Juni 2015   09:10 129
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Media. Sumber ilustrasi: PIXABAY/Free-photos

Beberapa bulan terakhir saya tidak aktif mengakses kompasiana, apalagi memosting tulisan. Pasalnya, saya berada di beberapa pelosok desa, yang mendapatkan sinyal untuk telepon saja sudah beruntung, akses internet menjadi sebuah anugerah yang langka.

Begitu anugerah itu hadir, menyapa-sapa, langsung saya membukan kompasiana.com. Kampung halaman yang selalu dirindukan. Banyak informasi dan pengetahuan, banyak fakta yang terungkapkan. Rasa bergembira membuncak-buncak, sebagai salah satu warga kampung, ketika kampung ini mendapatkan sekian penghargaan secara berurutan. Kebanggaan juga mengalir, menikmat penampilan baru kompasiana yang sungguh amat ciamik, setelah melalui proses panjang dan melahirkan berbagai keluhan, dari mulai sulit akses sampai double posting, tidak karuan.

Kini, warga kampungku, setelah segala berjalan baik, setelah penghargaan diraih, harus digelisahkan gagasan para perabot kampung kompasiana untuk melakukan verifikasi akun, bahkan dengan mengirimkan scan kartu identitas segala macam. Keluhan, kekhawatiran, prasangka, muncul berhamburan, argumentasi dan pemikiran lompat melompat bergantian. Akhh, betapa indahnya menjadi warga kampung kompasiana. Menjawab berbagai kegelisahan yang muncul, para perabot kampungku, meyakin-yakinkan, dan sembari menjanji-janjikan, keuntungan-keuntungan yang dapat dinikmati manakala warga kampung berkehendak melakukan verifikasi akun. Meski sang perabot tetap menekankan hanya "menganjurkan" bukan sebuah kewajiban.

Sebagai warga kampung, melihat perbedaan pandangan sama sekali tidak bersedih hati, tetap malah merasa bangga, betapa semangat pembebasan dari belenggu untuk mengatakan "tidak:" sungguh bisa kita saksikan. Persoalan yang perlu disesalkan, sebagai perabot kampung, yang dipercaya untuk merawat kanmpung, kenapa tidak bertanya dahulu sebelum mengeluarkan kebijakan verifikasi akun. Bukankah, ketika kita sungguh-sungguh bersepakat untuk hidup bersama dalam sebuah kampung, apapun yang akan diterapkan sudah seharusnya dilakukan melalui proses dialog, bertanya, dan mencari pemahaman bersama.

Begitulah pandangan dari saya, sebagai salah satu warga kampung kompasiana yang bangga atas semua dinamika pemikiran yang tetap diharapkan selalu subur dan membahana.

Salam untuk semua warga kampung kompasiana, selamat atas prestasi yang diraih kampung kita, tiga kali tepuk pramuka.....!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun