Pada akhirnya Kamu bersamaku kembali. Entah mimpi atau ilusi. Atau justru ilusi yang mengantarkanku kembali padamu.
       Seminggu ini tak mudah kulewati. Pun dengan mu. Aku yakin itu. Atau mudah saja?
       Sepertinya Kamu begitu serius menghadapi perkuliahanmu. Begitu rasional. Berbeda dengan aku yang segini adanya.
       Susah bagiku untuk lurus kuliah tanpa memikirkanmu. Selama lima tahun pun Aku seperti lelaki yang pincang menghadapi cobaan. Ada masanya aku kehilangan sepotong kaki.
       Ada masanya Aku terbiasa dengan Kaki yang satu. Meski harus meringis setiap harinya.
       Kini, segala sesuatu harus melewati pintumu. Ketenanganku tentangmu, bisa membuat semua biasa-biasa saja. Tapi keruwetan tentangmu. Membuatku tak bisa apa-apa.
       Aku hanya ingin berbagi lelah bersamamu. Saling menguatkan. Namun, mungkin kau telah terbiasa sendiri.
       Apakah kehadiranku seperti garam di atas luka?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H