Mohon tunggu...
Mukhlis Syakir
Mukhlis Syakir Mohon Tunggu... Mahasiswa - Nyeruput dan Muntahin pikiran

Mahasiswa Pengangguran yang Gak Nganggur-nganggur amat

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Imin, The First Bacawapres: Antara Gak Pede, Kocak, dan Sadar Diri

5 September 2023   21:43 Diperbarui: 5 September 2023   22:03 358
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Baru-baru ini Cak Imin "akhirnya" sukses menjadi bacawapres. Terlepas dari mengagetkan, mengkhianati, ataupun me-me lainnya. Setidaknya setelah beberapa kali copot pasang baliho akhirnya sampai pada pencapaian tersebut. 

Bukan hanya kata saya, Arie Putra, Co-Founder dari Total Politik baru-baru ini juga menceritakan bagaimana uniknya Cak Imin menjadi inisiator pasang baliho bacawapres pada tahun 2014. Berbeda dari yang lain dimana dengan pede-nya menyatakan diri sebagai bacawapres.
Saya sendiri sebagai anak zaman politik elektoral menyadari hal tersebut saat sering berperjalanan dari Cianjur menuju Tasikmalaya. Kebetulan melihat baliho iklan, toko, dan pencalonan-pencalonan adalah kegiatan tambahan Saya selain tidur di bis. 

Sebagai anak zaman politik elektoral yang tidak mengalami pemilihan melalui MPR. Meskipun 2004 masih bersenang-senang di playgroup dan pipis di celana. Setidaknya Saya sadar bahwa Megawati putri Soekarno, Soekarno pahlawan bangsa. Kemudian Pepo adalah bapak negara saat itu.

Karena partai pepo dan bupati Cianjur yang jadi kampung halaman sama. Setidaknya melihat bintang mercedes seperti melihat lambang negara yang sering berada di depan kelas. Kalau bintang mercedes seringnya ya lihat di jalan. Apalagi 2009, kalau berangkat sekolah tentu pasti ada saja setiap ketua partai yang di bawahnya bertuliskan calon presiden 2009. Ingat sekali saat itu ada lagu guyon Saya bersama sepupu, "Mega-Prabowo, SBY-Budiyono, JK-Wiranto, semuanya gilo".

Kemudian ternyata, ada yang lebih gila daripada ramai pilpres, 2014 Cak Imin di balihonya menyatakan Calon Wakil Presiden. Itu gila sih. Kocak banget. Bahkan Aku sendiri masih ingat saat itu awal-awalnya baliho yang dipasang sepanjang perjalanan Cianjur Tasik itu Bakal Calon Presiden. Pas ada waktu libur pesantren untuk pulang ke Cianjur sudah rubah jadi Calon Wakil Presiden.

Dalam hati sambil mikir dengan heran, "ini orang apa gak pede gitu ya, tuk jadi calon presiden". Gak abis pikir memang itu. Memang sebelumnya juga pas masih baliho calon presiden memang sudah kepikiran, "gak salah tuh Cak Imin? Orang-orang sebegitu lagi rame beradu antara Prabowo vs Jokowi ". Maklum anak yang gak tahu jejak Cak Imin, yang ada dipikir saat itu, "lah siapa sih elu?"

Setelah beberapa tahun lewat dan ada calon lain yang niru Cak Imin, baru saya sadar kalau Cak Imin sadar diri. Saat pilpres 2019, Saya lihat ada baliho Prof Yusril sebagai Calon Presiden dari PBB. Padahal PBB nggak punya kursi di parlemen saat itu. Dalam hati dan geleng-geleng kepala di atas motor, saya bergumam lagi, "lah apalagi ini Proof? Nekat kalii". Ternyata langkah Cak Imin memasang baliho Cawapres memang sudah tepat daripada capres-capres yang gak sadar diri dengan popularitas rendah mereka.

Meskipun agak geli dengan kukuhnya Cak Imin ingin jadi cawapres, pun tokoh-tokoh politik lain yang ngebet. Setidaknya Cak Imin sudah sukses "minimal" jadi calon sah wapres dulu ajah. Setelah sepuluh tahun lebih menjadi investor tetap para jasa printing baliho yang mungkin mereka juga senang sekaligus gak abis pikir. Selamat Cak Imin! Sebagai salah satu orang yang ngebet tapi kocak Anda sudah berhasil. Untuk mas AHY, santuy mas, ngebetnya jangan terlalu keliatan. Kaburkan jadinya doi, hehehe

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun