Jika kita kita kembalikan hal ini pada kehidupan nyata, apa sih kiranya yang dapat Kita cocoklogikan? Juga bagaimana lanjutan ceritanya?
Lanjutan cerita dapat anda tonton dan cari sendiri Novel Madame Bovary ini. Yang jelas, selewat saja teman-teman mungkin sudah bisa menafsirkan dengan versinya masing-masing. Terlepas dari maksud produser film dan pengarang novel yang sebenarnya, kasus-kasus yang mirip seperti Madame Bovary ini ada kok disekitar Kita.
Jika Kita kembali ke awal dari tulisan ini, tentang "kenapa seorang agamawan atau beberapa agamawan bisa punya fantasi hasrat dan nafsu yang liar?". Khususnya dari sosok Ema ini, karena ia mengalami kekagetan sosial. Kesalehan yang biasa Ema lakukan di pondok salib tidak menjamin kesalehan Ema di luar.
Sebagian teman mungkin berfikir "setidaknya dengan berada di lingkungan agama dan bekal agama Kita dipersenjatai untuk hidup diluar?" Ya saya setuju, tapi apabila tidak terbiasa juga dengan "menggunakan senjata" tersebut di lingkungan luar yang cobaannya sudah jelas? Disinilah diantara perbedaan yang harus diterima serta dihadapi antara orang yang sudah terbiasa dengan lingkungan yang diset "aman" dan lingkungan yang liar.
Juga, bila disimplifikasi, lingkungan-lingkungan dengan ketaatan beragama yang ketat. Cenderung menciptakan manusia setengah malaikat. Selalu berada dalam koridor ketaatan. Sedangkan Kita yang manusia ini diberikan nafsu dan hasrat dimana keduanya bagian dari kemanusiaan Kita.
Contoh yang terjadi juga dalam beberapa literatur agama samawi ialah adanya dua orang malaikat yang dijadikan manusia. Harut dan Marut yang awalnya "protes" kok manusia begitu berbuat kerusakan di bumi. Ketika mereka diberi nafsu dan syahwat eh, malah menjadi pelopor sihir dan kejahatan lainnya.
Demikianlah Kita sejatinya diciptakan. Diberi kecerdasan berfikir dan nurani, sekaligus diberikan hasrat dan nafsu sebgai bekal menjadi wakil Tuhan di bumi. Hasrat dan nafsu memang akan terus menagih, bahkan menagih untuk berhasrat menjadi hamba yang soleh atau berhasrat menjadi seorang waliyullah.
Tidak bisa hasrat dan nafsu ini dimatikan, atau justru akan menjadi bom waktu ketika ditahan dan ditunda. Seperti ledakan hasrat yang dialami Madame Bovary. Kita hanya bisa mengatur sekemampuan Kita, hingga ajal menjumput Kita.
Jadi, bagaimana readers? Hasrat apa yang belum terpenuhi? Atau sedang menanti ajal menjemput? Atau Kita sudah ejakulasi dini dengan hasrat-hasrta yang ada? Jadi mayat hidup dong, hehe.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H