Mohon tunggu...
Mukhlis Syakir
Mukhlis Syakir Mohon Tunggu... Mahasiswa - Nyeruput dan Muntahin pikiran

Mahasiswa Pengangguran yang Gak Nganggur-nganggur amat

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Isu Kesehatan Mental pada Para Santri

14 Desember 2022   03:51 Diperbarui: 14 Desember 2022   04:31 399
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Ketiga, rasa pede yang terlalu tinggi bahwa Tuhan begitu dekat dengan dirinya (superiority in faith). Tanpa mengingkari bahwa "dekatnya" Tuhan dengan makhluknya ibarat sedekat dengan urat nadi. Ketaatan orang beragama yang terlalu Op (Overpower) kalau kata anak gamer sehingga lebih kuat daripada manusia pada umumnya menjadi ketimpangan. Perbedaan frekuensi yang signifkan dan tanpa disadari serta terkendali oleh penderita cukup mengganggu hubungan sosial.

Contoh sederhananya ketika ada kegiatan kerja bakti jumsih di masyarakat. Tiba-tiba hujan turun, orang lain berteduh, sang salik tetap semangat bekerja sambil hujan-hujanan. Meskipun ya, sang salik tak salah juga dengan perbuatannya itu. Toh yang menerima kedinginan oleh hujannya pun diri sendiri.

Akan tetapi hal ini menimbulkan masalah lain. Seperti, tidak menghormati orang yang lemah dan yang beristirahat secara tidak langsung. Bahkan bisa muncul pertengkaran karena merasa bahwa ia lebih maksimal dalam bekerja.

Demikianlah beberapa celotehan yang mungkin relate dengan kawan pembaca sekalian. Karena fenomena-fenomena ini satu duanya terjadi pada diri saya sendiri, orang-orang terdekat, dan banyak lagi yang mungkin kawan baca sekalian lebih mengalaminya. Setidaknya dengan beberapa tulisan ini menjadi muhasabah bagi diri saya. Pengingat bahwa ada masa, jenis, dan karakteristik orang yang diciptakan demikian. Pun mungkin teman-teman saya bisa memaklumi saya saja dahulu bila melakukan hal-hal aneh dalam menempuh jalan Tuhan. Lalu mengingatkan kekeliruan saya. Akhir kata, terima kasih telah bersedia membaca, bye.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun