Negeriku...
Meracau balau dalam gemilau
Hukum digusur ke gunung-gunung
Kota-kota telah diracuni dengan  napas para korupsi
Borok menganga dikeribungi lalat
Negerik... Betapa ngeri dirimu
Merkury menerangi  pelacur jalanan
Maling  mendengkur di  dada persada
Sayap garuda diserak di jalan politik
Orang miskin antre puluhan kilometer
 Menunggu  beras lusuh dari karung merek luar
Negeriku...
Dua ratus tujuh  puluh juta rakyat, duduk mengharap ingin dalam kapal pesiarmu
Awak  kapal  mencongkel geladak menebar jaring, merampok negeri
Hutan-hutan dibabat,
Sawah -sawah  ditanami gedung
Di atas meja kopi, Â anak remaja buat kompetisi bola kaki
Negeriku.... Apes benar nasibmu
Kemarin pagi kulihat ibu muda mengendap- ngendap di balik tong sampah
Besi pengait di tangan tampak aus, digigit puntung rokok dan kaleng bekas
Napasku tersangkut  di tenggorokan
Ludahku mengental dalam kerongkongan
Aku membatin
" Beginikah nasib pemulung di negeri kaya'
Negeriku...
Kemana lagi Aku dan mereka mengadu?
Pada wakil di gedung terhormat?
Mereka juga biang maling  dalam perahumu
Bukankah Kami telah mewakilkan semua padamu?
Kami ingin...
Rumah mewah
Mobil bermerek
Jalan- jalan keluar negeri
Makan di restoran
Atau...
Isteri cantik dan gundik berlimpah
Tenyata  itu semua sudah duluan dijalani Â
Lhokseumawe,2024
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H