Mohon tunggu...
Muklis Puna
Muklis Puna Mohon Tunggu... Guru - Guru SMA Negeri 1 Lhokseumawe

Penulis Buku: Teknik Penulisan Puisi, Teori, Aplikasi dan Pendekatan , Sastra, Pendidikan dan Budaya dalam Esai, Antologi Puisi: Lukisan Retak, Kupinjam Resahmu, dan Kutitip Rinridu Lewat Angin. Pemimpin Redaksi Jurnal Aceh Edukasi IGI Wilayah Aceh dan Owner Sastrapuna.Com . Saat ini Bertugas sebagai Guru SMA Negeri 1 Lhokseumawe

Selanjutnya

Tutup

Ramadan Pilihan

Puisi: Seribu Bulan Membenam dalam Dada

6 April 2024   12:13 Diperbarui: 6 April 2024   12:20 1321
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
  Sumber gambar: Pixabay 

Bulan perlahan mengambang
Seperti sabit meyabit malam
Merangkak menuruni  purnama
Seribu bulan  membenam dalam dada

Di ujung lorong pengab Aku berbenah
Malam berpeluh mendendang lantunan langit
Bidang dada kerontang tenggelam dalam zikir
Lobang hitam  menghadang telapak mungil

Lalu- lalang, melintang malaikat memikul amal
Berlipat -lipat digantung di kandil aras
Matahari terlalu cepat mengulum -malam
Aku tertatih melepas kerinduan

 
Wahai bulan sejuta Rahmat
Peluk Aku dalam lembaran cahaya-Mu
Sinari Aku dalam kasih  tak bermalam
Kupas segala noda merasuk jiwa,
Satukan kembali wajah yang'terbelah

Wahai bulan idola umat
Dua belas purnama kau merambat
Aku belum sempat berbenah

Lhokseumawe, April 2024

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun