Jempol mengapit  telunjuk dan jari tengah
Ujung pena menguap peluh menetes kisah
Jari manis bersila menikmati kalungan permata
Kelingking bisu di ujung shaf dalam kepalan
Otot -otot  merangkak di hamparan buram
Lengan mengayun mesra mengikuti irama bait
Diksi bersinggungan menata pola
Amanat menyelinap dalam tumpukan
Ratusan goresan menyembur indah
Mengalir kemana angin mengalun
Berteriak latang mengerang tentang apa saja
Tentang pengemis meringkik di balik peron kereta
Tentang pemulung menggulung ibukota
Tentang si miskin mengantung batu di lambung
Tentang penguasa menanam pohon besi menjalar di kota- kota
Tentang tangisan bayi merengek susu pada puting yang kerontang
Jempol mengapit  telunjuk dan jari tengah
Sajak- sajak tersangkut di awan panas
Suara lantang mulai parau meracau
Teriakan para jelaga ditelan puting beliung
Jempol dalam gemgaman  kebas
Imajinasi mentok di langit kekuasaan
Curahan  kepedihan  membasahi  buah pena
Idealis  ditabalkan pada untaian akasara
Jempol mengapit telunjuk dan jari tengah
Kelingking bergoyang mengukuti irama bait
Rima berdendang riang mengiringi nada dan rasa
Ratusan goresan telah ku ukir tentang mu kawan
Tetapi dunia tetap congkak dan rakus Â
Lhokseumawe,19 Maret2024
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H