Mohon tunggu...
Muklis Puna
Muklis Puna Mohon Tunggu... Guru - Guru SMA Negeri 1 Lhokseumawe

Penulis Buku: Teknik Penulisan Puisi, Teori, Aplikasi dan Pendekatan , Sastra, Pendidikan dan Budaya dalam Esai, Antologi Puisi: Lukisan Retak, Kupinjam Resahmu, dan Kutitip Rinridu Lewat Angin. Pemimpin Redaksi Jurnal Aceh Edukasi IGI Wilayah Aceh dan Owner Sastrapuna.Com . Saat ini Bertugas sebagai Guru SMA Negeri 1 Lhokseumawe

Selanjutnya

Tutup

Ramadan Pilihan

Puisi: Selamat Datang Ramadhan

9 Maret 2024   09:07 Diperbarui: 9 Maret 2024   09:16 1301
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
  Sumber gambar: Pixabay 

Aromamu  terselip di balik rembulan
Para perindu antre di bawah semburan hujan
Kedatanganmu ditunggu seisi jagat
Noda hitam  menyelami jiwa hengkang tak berbekas

Tangan-tangan berlumur dosa menggema mengetuk pintu langit
Aromamu membuncah di angkasa

Setan kualat menangis di persimpangan  masa
Selama setahun menggantang asap
Istananya porak-poranda  luluh lantak dalam sekejap
Bisikan  nafsu hancur kabur dari jiwa
Gelang merah membara dilingkarkan di tangan

Aromamu sudah menyatu dengan jiwa
Perindumu menyambut dengan haru

Mulut-mulut meludah  kasturi membekap hangat
Terkulai lemas melawan nafsu menggebu
Rebah- merebah menjauh dari ghibah

Aromamu meluluhkan insan berhati baja
Bonus amal berlipat ganda Kau tawarkan
Malammu adalah keberkahan
Harimu adalah ujian iman

Jika aromamu sudah meresap
Lelap pun dianggap amal
Malam tak lagi berkelam

Aromamu mewangi seantero alam
Para perindu berlomba merengkuh nikmat-Mu
Ayat-ayat suci dikumandangkan setiap ruang
 
Oh..., Ramadhan
Aromamu menghipnotis  insan kegerahan ampunan
Wahai pemilik jiwa,
Tetapkan Kami dalam bulan-Mu
Wahai pemilik rahmat,  
Biarkan Kami membasuh jiwa berlumur  dosa

Baca juga: Puisi: Dilema

Semoga jiwa ini suci ketika Kami dipanggil pulang

Lhokseumawe, 9 Maret 2024

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun