Aromamu terselip di balik rembulan
Para perindu antre di bawah semburan hujan
Kedatanganmu ditunggu seisi jagat
Noda hitam  menyelami jiwa hengkang tak berbekas
Tangan-tangan berlumur dosa menggema mengetuk pintu langit
Aromamu membuncah di angkasa
Setan kualat menangis di persimpangan  masa
Selama setahun menggantang asap
Istananya porak-poranda  luluh lantak dalam sekejap
Bisikan  nafsu hancur kabur dari jiwa
Gelang merah membara dilingkarkan di tangan
Aromamu sudah menyatu dengan jiwa
Perindumu menyambut dengan haru
Mulut-mulut meludah  kasturi membekap hangat
Terkulai lemas melawan nafsu menggebu
Rebah- merebah menjauh dari ghibah
Aromamu meluluhkan insan berhati baja
Bonus amal berlipat ganda Kau tawarkan
Malammu adalah keberkahan
Harimu adalah ujian iman
Jika aromamu sudah meresap
Lelap pun dianggap amal
Malam tak lagi berkelam
Aromamu mewangi seantero alam
Para perindu berlomba merengkuh nikmat-Mu
Ayat-ayat suci dikumandangkan setiap ruang
Â
Oh..., Ramadhan
Aromamu menghipnotis  insan kegerahan ampunan
Wahai pemilik jiwa,
Tetapkan Kami dalam bulan-Mu
Wahai pemilik rahmat, Â
Biarkan Kami membasuh jiwa berlumur  dosa
Semoga jiwa ini suci ketika Kami dipanggil pulang
Lhokseumawe, 9 Maret 2024
Â