Mohon tunggu...
Muklis Puna
Muklis Puna Mohon Tunggu... Guru - Guru SMA Negeri 1 Lhokseumawe

Penulis Buku: Teknik Penulisan Puisi, Teori, Aplikasi dan Pendekatan , Sastra, Pendidikan dan Budaya dalam Esai, Antologi Puisi: Lukisan Retak, Kupinjam Resahmu, dan Kutitip Rinridu Lewat Angin. Pemimpin Redaksi Jurnal Aceh Edukasi IGI Wilayah Aceh dan Owner Sastrapuna.Com . Saat ini Bertugas sebagai Guru SMA Negeri 1 Lhokseumawe

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi: Suara dalam Perselingkuhan

1 Maret 2024   17:20 Diperbarui: 1 Maret 2024   17:49 324
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar: Pixabay 


Udara beringas menguap
Temperatur mematri kulit wajah
Suara berpolusi mengumbar perang
Ghibah memburu mangsa
Kotak- kotak bergumam dalam genggaman

Hmm...
Aku keluar kotak
Kubiarkan suara berselingkuh
Niatku sangkut di tenggorokan
Jalanan penuh panji dan janji
Pelangi hinggap di pohon dan menara
Para tengkulak menjual kertas bergambar

Hmm...
Semakin ke ujung meluah jurang
Suara suara diraut halus dan mengkilap
Aku berdiri di ruang -ruang waktu
Berlindung di balik topi hitam
Merunduk sambil menghitung resah

Hmm...
Udara panas menghadang
Mengasah otak dalam teka- teki negeri
Badai merebut haluan di tengah pergantian musim
Gelombang pasang menghantam daratan
Nelayan bimbang  dibawa arus
Tersesat di tengah himpitan badai

Hmm..
Pasang tak lagi bergantung bulan
Gelombang tak lagi mengusap pantai
Semakin ke tepi malah menjulang
Burung camar mematuk buih di atas gelombang
Air semakin keruh, sungai -sungai  memikul resah

Hmm...

Udara semakin panas
Dendam menikung di simpang jalan
Pasar- pasar sepi, penjual obat beraksi
Nasi bungkus jadi idola
Kaos-kaos bergambar menyasar desa

Hmm..

Lhokseumawe, 1 Maret 2024

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun