Mohon tunggu...
Muklis Puna
Muklis Puna Mohon Tunggu... Guru - Guru SMA Negeri 1 Lhokseumawe

Penulis Buku: Teknik Penulisan Puisi, Teori, Aplikasi dan Pendekatan , Sastra, Pendidikan dan Budaya dalam Esai, Antologi Puisi: Lukisan Retak, Kupinjam Resahmu, dan Kutitip Rinridu Lewat Angin. Pemimpin Redaksi Jurnal Aceh Edukasi IGI Wilayah Aceh dan Owner Sastrapuna.Com . Saat ini Bertugas sebagai Guru SMA Negeri 1 Lhokseumawe

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi: Menyulam Diksi dalam Bait

28 Februari 2024   22:03 Diperbarui: 28 Februari 2024   22:04 165
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Tiga serikandi cerdas datang dari kantong -kantong suci
Tiga lelaki tegap dan megap- megap datang nun jauh di sana
Berlarung sarung menyulam diksi jadi ukuran
Menjahit baris menyulam makna demi generasi  dan harapan negeri.

Duduk melepuh di atas kursi - kursi bersorban
Kadang belagu dan melucu mengusir kepenatan
Kata- kata disungsangkan kemana suka
Makna dikebiri dan diselingkuhi demi tugas merenda jiwa


Tiga serikandi berkaca mata, seragan campuran menutup jasad 
Tubuhnya semakin kemayu diguyur  indikator dan materi
Sesekali tampak cemberut digusur waktu dan peluh
Jemari menari menyusun kata mengundang tanya


Tiga lelaki berwajah culas
Celotehnya ugal - ugalan
Bibir nya kebas -kebas mengurat canda
Gelegak tawa menggelegar di keramaian


Bertiga membunuh sepi mengusir  lesu
Tiga serikandi berlian datang dari mana saja
Bersembunyi di balik kacamata hitam
Usianya di pinggir senja menapaki malam


Semangat bagai karang dihantam gelombang
Cita -cita menyulam emas pada negeri sudah terpatri
Tiga lelaki setengah ganteng  datang dari kayangan
Menjual keluguan, seolah polos dan jujur


Padahal pencundang dalam mengulik kata
Menggulir alur pikir ke lembah- lembah
Tiga lelaki berwajah kusut didera masa
Mengupas rasa, mengundang penasaran


Lhokseumawe, Februari 2024

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun