Mohon tunggu...
Muklis Puna
Muklis Puna Mohon Tunggu... Guru - Guru SMA Negeri 1 Lhokseumawe

Penulis Buku: Teknik Penulisan Puisi, Teori, Aplikasi dan Pendekatan , Sastra, Pendidikan dan Budaya dalam Esai, Antologi Puisi: Lukisan Retak, Kupinjam Resahmu, dan Kutitip Rinridu Lewat Angin. Pemimpin Redaksi Jurnal Aceh Edukasi IGI Wilayah Aceh dan Owner Sastrapuna.Com . Saat ini Bertugas sebagai Guru SMA Negeri 1 Lhokseumawe

Selanjutnya

Tutup

Seni Pilihan

Dialog dalam Drama adalah Sebuah Bentangan Cerita, Betulkah?

17 Februari 2024   13:07 Diperbarui: 17 Februari 2024   13:10 235
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tujuan percakapan ini adalah memperoleh pandangan bersama mengenai suatu topik, meskipun berawal dari perbedaan pandangan.

Selanjutnya, pada tataran tertulis, percakapan banyak dimanfaatkan pada penulis karya sastra dan drama. Dalam lingkup sastra, kamus besar bahasa Indonesia membagi percakapan / dialog menjadi tiga yaitu, percakapan  batin, percakapan  pemancing, dan percakapan pribadi.

Percakapan batin adalah kata-kata yang diucapkan pemain untuk mengungkapkan pikiran atau perasaanya tampa ditujukan kepada pemain lain. Percakapan   pemancing adalah kata- kata pemancing yang diucapkan oleh seorang pemain kepada pemain lain yang lupa akan percakapan selanjutnya. 

Percakapan  pribadi adalah ucapan pemain kepada penonton dan ucapan tersebut tidak terdapat di dalam naskah (KBBI, 1999:231)

Dengan bahasa sederhana setiap ungkapan atau  dialog yang keluar dari naskah yang sudah dipersiapkan sebelumnya dinamakan dengan improvisasi. 

Improvisasi ini dalam dialog drama bisa muncul dengan tiba-tiba tanpa persiapan yang matang. Biasanya improvisasi ini sangat tergantung pada tokoh yang memerankan  naskah drama. 

Selain itu improvisasi ini dalam dialog pada saat pementasan sangat dibutuhkan.Ketika dialog-dialog terasa monoton dan kaku biasanya pemeran  yang cerdas akan menggunakan peran ini  sebagai hal untuk menghindari kebuntuan.

Namun improvisasi yang digunakan pada saat pementasan dilakukan tidak merusak alur cerita yang sudah dibentangkan  oleh sutradara.  Kehadiran improvisasi pada saat pementasan bukan sesuatu yang wajib. 

Artinya ada saat tertentu jika diperlukan improvisasi ini boleh digunakan. Akan tetapi, sebaiknya  penulis naskah drama lebih siap dalam mengatur alur cerita secara mantap, sehingga pemeran naskah lebih mudah  mengikuti apa saja perintah dari naskah yang sudah disusun.

Penulis adalah Pemimpin Redaksi Jurnal Aceh Edukasi dan Guru SMA Negeri 1 Lhokseumawe

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Seni Selengkapnya
Lihat Seni Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun