Mohon tunggu...
Muklis Puna
Muklis Puna Mohon Tunggu... Guru - Guru SMA Negeri 1 Lhokseumawe

Penulis Buku: Teknik Penulisan Puisi, Teori, Aplikasi dan Pendekatan , Sastra, Pendidikan dan Budaya dalam Esai, Antologi Puisi: Lukisan Retak, Kupinjam Resahmu, dan Kutitip Rinridu Lewat Angin. Pemimpin Redaksi Jurnal Aceh Edukasi IGI Wilayah Aceh dan Owner Sastrapuna.Com . Saat ini Bertugas sebagai Guru SMA Negeri 1 Lhokseumawe

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Gotong-royong 15 Menit Sebelum Belajar Setiap Akhir Pekan adalah Wujud Pembentukan Karakter Peserta Didik, Tepatkah?

18 Februari 2024   15:03 Diperbarui: 18 Februari 2024   16:03 429
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

 

Oleh: Mukhlis, S.Pd.,M.Pd.

Salah satu program pembentukan karakter peserta didik terhadap lingkungan dan menciptakan budaya bersih pada setiap sekolah dengan gotong- royong. Dalam Kurikulum Merdeka, gorong merupakan salah satu aspek yang diberikan penekanan terhadap pembentukan karakter peserta didik. 

Selanjutnya, gotong -royong merupakan istilah untuk bekerja bersama dalam mencapai suatu hasil yang didambakan. Istilah ini berasal dari kata bahasa Jawa gotong yang berarti "mengangkat" dan royong yang berarti "bersama". dikutip dari Wikipedia .

Kutipan di atas tidak hanya difokuskan pada kerjasama untuk mendapatkan hasil sesuai harapan yang sudah ditetapkan dari awal.  Akan tetapi berkaitan dengan pembentukan karakter peserta didik gotong-royong dapat dijadikan suatu kegiatan  berkelanjutan. 

Adapun gotong- royong yang dimaksud dalam pembentukan karakter pada peserta didik yang penuliis maksudkan adalah gotong- royong yang dilakukan setiap akhir pekan. Ada suatu kebiasaan yang sudah lama berlangsung di sekolah penulis mengabdi selama ini yaitu" Gotong royong  15 menit sebelum proses pembelajaran berlangsung "

Kegiatan ini dimulai setiap hari Sabtu pada setiap akhir pekan pembelajaran. Pertanyaannya apa alasannya diambil pada hari Sabtu serta mengapa harus 15 menit? Selain hari Sabtu, pada  hari  lain seluruh peserta didik melaksanakan tugas piket harian secara mandiri. Biasanya mereka berada dalam satu kelompok dengan jumlah yang sudah ditentukan. 

Tugas piket kelas ini pun ditentukan area yang wajib dibersihkan. Mulai dari membuang sampah, menyapu lantai kelas, koridor sekolah sampai tugas-tugas lain untuk keperluan pembelajaran pada satu hari belajar. Untuk hari selanjutnya, tugas ini akan dilaksanakan oleh peserta didik lain dengan kelompok yang berbeda. 

Kemudian nilai pembentukan karakter dalam bentuk tugas piket harian yang dilakukan  berbeda dengan gotong- royong yang dilakukan 15 menit sebelum proses pembelajaran dimulai. Nah...! Kalau begitu apasaja karakter peserta didik  yang didapat dari kegiatan gotong-royong 15 menit sebelum proses belajar berlangsung?

Hemat penulis, ada beberapa karakter atau pembiasaan yang didapat dari kegiatan tersebut  seperti, menciptakan budaya bersih, menanamkan rasa tanggung jawab kepada peserta didik terhadap lingkungan, dan menciptakan kebersamaan sesama warga belajar dalam satu kelas belajar.

Agar permasalahan tersebut dapat dipahami dengan jelas, berikut penulis gambarkan secara detail dampak dari kegiatan yang sudah diuraikan di atas. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun