Mohon tunggu...
Mukhlis
Mukhlis Mohon Tunggu... Guru - Guru SMA Negeri 1 Lhokseumawe

Penulis Buku: Teknik Penulisan Puisi, Teori, Aplikasi dan Pendekatan , Sastra, Pendidikan dan Budaya dalam Esai, Antologi Puisi: Lukisan Retak, Kupinjam Resahmu, dan Kutitip Rinridu Lewat Angin. Pemimpin Redaksi Jurnal Aceh Edukasi IGI Wilayah Aceh dan Owner Sastrapuna.Com . Saat ini Bertugas sebagai Guru SMA Negeri 1 Lhokseumawe

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi: Bumi Mengeram Basa

11 Januari 2024   21:11 Diperbarui: 11 Januari 2024   21:20 273
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Kabut menyusun timbunan embun  
lampu merah padam seketika
bumi mengeram basa dalam kepanasan
Laron berterbangan mencari cahaya malam
berserakan tumpang tindih di bawah lampu neon

ember kosong antre di bawah cucuran
mengharap percikan sisa  dari pelepah kehausan
tiba- tiba angin  barat memikul badai menerkam jiwa  

pucuk kelor gemulai berjuntai di ujung dahan
hujan harapan belum merekah
kadang pagi  awan membayang

gemuruh ombak menerpa pantai
menggertak angkuhnya karang
gelombang pasang menelan bulan
percikan buih dikulum angin, selebihnya dijadikan pelepas dahaga camar

musim tak lagi menepati janji
pancaroba mengelus  lekuk kasih sayang

Lhokseumawe, Januari 2024

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun