Oleh: Mukhlis, S.Pd., M.Pd.
Libur akhir tahun sedang berlangsung di seluruh  Indonesia. Liburan ini bertepatan dengan menyambut Natal dan Tahun Baru atau istilah baru adalah (Nataru). Semua sekolah seperti membeku. Tidak ada kegiatan yang menggairahkan..Ruang - ruang kesepian dari candaan manja. Susana  anak - anak berlarian serta bercanda ria  di sela -sela pembelajaran seperti ditelan bumi. Kelas - kelas menggigil digigit musim hujan dalam sepekan ini.Â
Nampaknya para siswa, guru dan orang tua tak mau menyia - nyiakan kesempatan ini. Jauh - jauh hari sebelum liburan berlangsung , mereka sudah menyiapkan segala sesuatu. Mulai dari memboking Home Stay ( penginapan) lebih awal sampai pada barang -barang yang harus disiapkan sebelum berangkat.Â
Mereka memilih lokasi yang sejuk , indah nyaman dan menyenangkan. Daerah - daerah puncak pengunungan nan dingin menjadi incaran selama liburan berlangsung.Â
Biasanya, mereka pergi menginap selama satu atau dua hari di musim liburan. Â Kadang - kadang mereka pergi bersama orang tua sendiri atau pergi bersama rombongan sekolah yang dijaga, dikawal, dan dikoordinir oleh guru.Â
Mereka yang pergi dikoordinir oleh guru ke tempat -tempat parawisata tersebut, membungkus momet ini dengan berbagai merek, mulai dari Study Tour, Tour Religi, dan  Wisata Sejarah.
Pertanyaan yang muncul adalah apakah nama atau merek yang digunakan hanya sebagai  media untuk melegalkan kegiatan yang dilaksanakan? Atau mungkin semacam gagah -gagahan saja biar mudah melenggang dan mendapat izin orang tua siswa?
Study Tour akhir tahun yang dilaksanakan oleh pihak sekolah berbalut pendidikan  patut dipertnyaakan.Adakah efektivitas yang muncul terhadap perkembangan  pola pikir  siswa? Selanjutnya apakah kegiatan ini hanya sebagai jalan - jalan dan menikmati pemandangan saja sekedar melepaskan penat dari masa belajar selama satu semester? Â
Sebenarnya kalau mau dikaji jauh lebih detail terdapat beberapa manfaat dari Study Tour yang dilakukan selama ini.. Akan tetapi yang menjadi pertimbangan adalah apakah lebih banyak dampak negatif atau positif terhadap perkembangan karakter peserta didik? Jawaban atas pertanyaan tersebut sangat diperlukan , karena Studi Tour ini banyak menghabiskan uang orang tua siswa.
Untuk orang tua dan siswa yang tingkat ekonominya tinggi, penulis berpikir itu bukan suatu halangan. Akan tetapi , apabila kondisi ekonomi orang tua siswa memprihatinkan, Study tour yang dibuat berbalut nilai nilai pendidikan patut dipertnyaakan keberadaannya.Â